Cite This        Tampung        Export Record
Judul Sejarah, Budaya, Dan Kawasan Dalam Perspektif Asia Tenggara
Pengarang Wolters, O.W
Penerbitan s.n : SEAP, 2002
Deskripsi Fisik 150 hlm. ;31 cm.
Subjek Sejarah Dunia
Abstrak SEJARAH BUDAYA DAN KAWASAN DALAM PERSPEKTIF ASIA TENGGARA Versi yang lebih pendek dan agak berbeda disampaikankan dalam sebuali seminar yang diadakan di Manila dalam bulan Juni 1980. Seminar yang diorganisir oleh East-West Cultural Learning Institute di EastWest Center di Honolulu clan Pusat Riset Hukum di Universitas Fillipina, berfokus pada `Problem clan Kemajuan dalam Perkembangan Budaya di ASEAN . Para partisipan seminar diminta mengingat bagian berikutnva dalam Preambul 1976 tentang Perjanjian Hubungan Balk clan Kerjasama di Asia Tenggara: "Sadar akan adanva ikatan sejarah, geografis clan budaya yang mengikat rakyat bersama... ". Walaupun laporan seminar itu telah diterbitkan, saya berterima kasili atas diizinkannya untuk merevisi clan memperluas esei saya untuk penerbitan yang terpisah. Saya menghaturkan terima kasih pula kepada Profesor K.S. Sandhu, Direktur Institute of SoutheastAsian Studies ( Institut Studi-studi Asia Tenggara) atas diterimanya versi yang direvisi ini. Saya telah mengajar sejarah A
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Tidak diketahui / tidak ditentukan

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
005181 R.909 WOL s Baca Ditempat DISPUSARDA Kota Metro - Ruang Koleksi Referensi Tersedia
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000006648
005 20220124095214
008 220124###########################0#ind##
035 # # $a 0010-0721001907
082 # # $a R.909
084 # # $a R.909 WOL s
100 1 # $a Wolters, O.W
245 1 # $a Sejarah, Budaya, Dan Kawasan Dalam Perspektif Asia Tenggara
260 # # $a s.n :$b SEAP,$c 2002
300 # # $a 150 hlm. ; $c 31 cm.
520 # # $a SEJARAH BUDAYA DAN KAWASAN DALAM PERSPEKTIF ASIA TENGGARA Versi yang lebih pendek dan agak berbeda disampaikankan dalam sebuali seminar yang diadakan di Manila dalam bulan Juni 1980. Seminar yang diorganisir oleh East-West Cultural Learning Institute di EastWest Center di Honolulu clan Pusat Riset Hukum di Universitas Fillipina, berfokus pada `Problem clan Kemajuan dalam Perkembangan Budaya di ASEAN . Para partisipan seminar diminta mengingat bagian berikutnva dalam Preambul 1976 tentang Perjanjian Hubungan Balk clan Kerjasama di Asia Tenggara: "Sadar akan adanva ikatan sejarah, geografis clan budaya yang mengikat rakyat bersama... ". Walaupun laporan seminar itu telah diterbitkan, saya berterima kasili atas diizinkannya untuk merevisi clan memperluas esei saya untuk penerbitan yang terpisah. Saya menghaturkan terima kasih pula kepada Profesor K.S. Sandhu, Direktur Institute of SoutheastAsian Studies ( Institut Studi-studi Asia Tenggara) atas diterimanya versi yang direvisi ini. Saya telah mengajar sejarah Asia Tenggara Kuno selama bertahun-tahun. Dan saya juga telah memilih memetakan kuliah saya melalui bagian kawasan yang berbeda-beda pada waktu-waktu tertentu daripada mencoba untuk memperlihatkan bahwa `Asia Tenggara " merniliki beberapa identitas sejarah dan identitas regional yang sudah diterima begitu saja clan sebagaimana terungkap sendiri selama berabad-abad. Pendekatan saya barangkali berawal sebagai reaksi terhadap asumsi umum ketika saya memasuki bidang itu. Bahwa Asia Tenggara kuno dapat dipelajari dari perspektif `negara-negara yang di-India-kan . Cukup banyak bukti tersedia untuk menunjukkan luasnya pengaruh budaya India, clan keadaan ini niscaya telah mendorong para ilmuwan untuk melihat daerah itu sebagai daerah yang memiliki identitas sejarahnya sendiri. Kecondongan pada kawasan India tak pernah memuaskan saya, clan saya sernakin bertambah menjauhkan diri dari usaha-usaha untuk mengorganisir kuliah-kuliah saya di seputar tema-tema berskala regional yang terlalu berbelit-belit. Makanya saya mernusatkan perhatian saya pada sejarah-sejarah sub-regional se jauh bahan-bahannya memungkinkan untuk iii. Jadi, seminar di Manila itu, dengan fokusnya pada ASEAN, telah memberikan saya kesempatan yang sangat diharapkan untuk bertanya pada diri sendiri apakah Asia Tenggara itu memang sesuatu yang lebih dari space geografis antara India clan Cilia. Saya mulai mempertanyakan apakah sejarah regional dapat dibedakan dalam bentuk komunalitas-komunalitas budaya dan hubungan antar regional. Pembaca akan memutuskan apakah pendekatan saya yang tiba-tiba berubah ini telah membuat perbedaan yang besar pada persepsi saya tentang Asia Tenggara sebagai sebuah zona sejarah sub-regional. Bagi saya, pengalaman menulis paper ini telah meyakinkan saya akan masalah-masalah yang serius yang akan muncul jika saya sendiri mencoba untuk menulis sebuah buku teks tentang subjek itu. Fernand Braudel, sejarawan dari Mediteranian dalam abad ke 16, mengacu pada debat yang masih tak terselesaikan tentang pertanyaan membagi sejarah ke dalarn tingkat-tingkat, struktur dan konjungtur yang bergerak cepat clan lambat .1 Lebih parah lagi adalah berapa banyak kesulitan-kesulitan sejarawan dalam bidang saya, di mana kejadian-kejadian yang lebih luas jarang diungkapkan di mana saja, sernentara struktur-struktur intelektual, sosial, ekonomi clan politik di dalam mana kejadian-kejadian itu pada waktu yang berbeda-beda terjadi adalah masih tak jelas atau kabur tanpa orang mencari penolakan, misalnya, dalam momok dewa-raja atau dalam generalisasi-generalisasi lain yang mungkin saja melakukan penilaian untuk bagian sejarah dunia kuno ini. Orang-orang bisa jadi tak setuju betapa sulitnya mengorganisir sebuah kerangka untuk sebuah buku teks yang baru. Ini berarti bahwa usaha itu harus dikesampingkan dulu untuk sementara waktu. Karena orangorang yang mempelajari clan mengajar sejarah Asia Tenggara berkeinginan, suatu waktu dalam masa kehidupan mereka, untuk menunjukkan jenis buku teks yang dapat memasukkan beberapa tema clan subjek yang nampak dalam kondisi pengetahuan kita saat ini, untuk membantu bidang ini dengan bentuk clan susunan yang tepat. Penerbitan ini bukanlah dimaksudkan untuk menjadi sebuah buku teks kecil, tetapi lebih merupakan langkah awal mengenai garis-garis besarnya saja. Saya berharap bahwa buku ini bisa memunculkan diskusi tentang apa yang dimaksudkan dengan sejarah kuno Asia Tenggara clan cara-cara di dalarn mana subjek itu dapat dihadirkan. Dalam pada itu, banyak survei-survei umum yang sangat membantu saya adalah buku D.G.E. Hall, A History of South-East Asia, pertama kali diterbitkan dalam tahun 1955 ketika pengarang ini bertugas mengajar mahasiswa program Sl (undergraduates) 2 clan buku George Coedes, The Indianized States of Southeast Asia, sebuah buku yang sangat kritis mengenai riset sekarang, aslinya ditulis dalarn taliun 1944 clan direvisi dengan judul baru dalam tahun 1948, 1964, dan 1968. Tentu saja sebuah buku teks yang dapat dapat disajikan dapat saja ditulis oleh seseorang yang ingin mempersiapkan sebuah komentar yang berhati-hati, dengan catatan kaki yang banyak clan didalamnya ada format Coedes yang dapat menunjukkan bahan-bahan baru atau pandanganpandangan barn yang Coedes sendiri tak sanggup mempertimbangkannya sebelum meninggal dunia pada tahun 1969.
650 # 4 $a Sejarah Dunia
990 # # $a 005181
Content Unduh katalog