520
|
#
|
#
|
$a PEMUDA PERGUMULAN NILAI PADA ERA GLOBAL. Dewasa ini pertemuan budaya antar bangsa terjadi ,ecara intens. Hal itu dimungkinkan, terutama, oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi dan informasi. Karena kemajuan tersebut masyarakat di berbagai belahan bumi dihadapkan dengan arus informasi yang kuat melalui media massa. Selain itu, persentuhan masyarakat secara langsung dengan budaya asing dalam kehidupan sehari-hari menjadi lebih mudah. "Kita tidak hanya dikitari oleh budaya sendiri, tetapi juga budaya bangsa-bangsa lain yang tak terhitung jumlahnya. " Demikian gambaran tentang keadaan masyarakat yang ditimbulkan oleh pengaruh globalisasi, seperti dikemukakan oleh Lester R. Kurtz ( 1995:3). Gambaran ini sesuai dengan makna globalisasi yang pada dasarnya adalah "pemadatan dunia menjadi satu ruang tunggal dan terjadi peningkatan kesadaran tentang dunia ini sebagai atau kesatuan`( Robertson dalam Buchori, 2001:46 ) Masyarakat dihadapkan dengan aneka ragam budaya yang dapat saling mempengaruhi. Budaya asli dari suatu masyarakat atau bangsa dapat berubah karena diterpa pengaruh budaya asing. Meskipun terdapat kemungkinan untuk saling mempengaruhi, namun budaya yang dimiliki oleh bangsa-bangsa yang lebih maju di bidang teknologi cenderung memiliki pengaruh yang lebih kuat dalam percaturan budaya antar bangsa (lihat Hassan, 2001:147).Generasi muda Indonesia sebagai bagian dari penduduk sebuah negara yang sedang berkembang dihadapkan dengan pergumulan nilai yang cukup sulit. Di satu sisi, mereka diharapkan dapat memelihara dan mengembangkan budaya bangsanya yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Pada sisi lain, mereka dihadapkan dengan arus budaya sekuler yang dikembangkan oleh negara-negara maju, terutama negaranegara Barat. Pergumulan nilai tersebut sangat nyata dalam kehidupan sehari-hari dan dampaknya semakin jelas.Untuk mengantisipasi pertemuan budaya antar bangsa, ada dua hal yang dipandang penting. Yakni, memajukan tingkat kesadaran budaya dan memperkuat ketahanan budaya bangsa (Lihat Hassan, 2001:145). Peran kedua hal ini akan menentukan besar atau kecilnya pengaruh budaya asing bagi budaya sebuah bangsa. Sejalan dengan pandangan tersebut, buku ini memuat beberapa tulisan yang saling terkait. Imam Tholkhah dalam tulisannya menjelaskan proses terjadinya globalisasi dan dampak yang ditimbulkannya, dari sisi positif maupun negatif. Dijelaskan bahwa bidang-bidang kehidupan, seperti agama, ekonomi, dan politik, turut memberi andil terhadap pembentukan budaya global. Akan tetapi pada sisi lain, bidangbidang tersebut harus pula berhadapan dengan tantangan yang ditimbulkannya. Tulisan ini menjelaskan pula beberapa bentuk budaya global yang masuk ke Indonesia. Di antaranya, dalam bidang ideologi, adalah, komunisme atau sosialisme, kapitalisme, dan sekularisme. Diingatkan bahwa komunisme pernah berkembang di Indonesia dan sebagai budaya global ia akan senantiasa mendapat tempat di hati rakyat jika ketimpangan ekonomi, ketidakadilan, dan kemiskinan masih berkembang. Sementara itu, kapitalisme yang biasanya melahirkan kelompok kaya minoritas yang mengontrol sumber daya ckonomi agaknya sulit dielakkan. Negeri kita turut terperangkap ke dalam prinsip-prinsip ekonomi ini. Ideologi yang clisebut terakhir, sekularisme, melahirkan berbagai pandangaii sekuler, seperti negara tidak perlu mengurusi agama
igama adalah urusan komunitas agama itu sendiri dan tak perlu dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah pemerintah.
|