520
|
#
|
#
|
$a ANTROPOLOGI INDONESIA, Membangun Kembali Indonesia...Membangun Kembali Bali...Tidak lebih dari tiga bulan semenjak terselenggarunya Simposium Internasional Jurnal ANTROPOLOGI INDONESIA ke-3 di Universitas Udayana, Denpasar, Bali pada tanggal 16-19 Juli 2003, terjadilah peristiwa yang tidak dinyana oleh setiap warga Indonesia, yakni `tragedi bom di Kuta, Legian dan Denpasar` pada tanggal 12 Oktober 2003. Masih berbekas jelas di ingatan kita betapa semangat untuk ``Membangun Kembali Indonesia yang Bhinneka Tirnggal lka``: Menuju Masyarakat Multikultural melandasi dan mewarnai diskusi-diskusi yang berlangsung selama empat hari persidangan dalam simposium itu. Tekad dan itikad untuk bersama-sama berikhtiar melalui berbagai studi dan kajian ilmiah guna membangun kembali bangsa Indonesia yang terpuruk ini terasa menghidupkan suasana persidangan, sejak awal diresmikannya simposium melalui pidato kehormatan oleh Menteri Pariwisata dan Kebudayaan hingga diakhirinya acara : tersebut yang menggelar 25 panel dan lokakarya audiovisual. Oleh karena itu, `tragedi bom di Kuta dan Denpasar` seakan menyentak sontak kita semua bahwa apa yang di diamkan dan diupayakan bersama itu ternyata penuh dengan tantangan dan tidaklah mudah terwujudkan dalam sekejap. Peristiwa peledakan bom di Bali itu seakan menjadi pertanda yang amat jelas betapa tidak mudahnya menerima perbedaan. Sekat-sekat dan sikap fanatisme kelompok yang sempit, rasa kebencian dan dendam yang perlu dilampiaskan dengan menghalalkan segala cara ternyata masih menjadi panutan hidup sejumlah warga Indonesia. Inilah tantangan nyata yang tengah kita hadapi bersama di saat kita bergumul dengan upaya menegakkan kembali bangsa Indonesia. Keprihatinan ini tentunya tidak boleh menghalangi niat dan tekad yang besar untuk membangun kembali bangsa Indonesia yang `bhinneka tunggal ika`, termasuk upaya membangun kembali Bali. Peristiwa tragedi bom di Bali hendaknya semakin menggugah semangat kita untuk tetap tegak dan tegar, senantiasa mengkaji upaya-upaya untuk menatamantapkan semangat dan paradigma rnultikulturalisme di bumi pertiwi ini. Bertolak dari tekad dan harapan itulah redaksi jurnal ANTROPOLOGI INDONESIA menurunkan edisi khusus yang memuat sejumlah artikel tentang Baii untuk no.70 Januari-April 2003 ini. Penerbitan edisi khusus ini juga ditujukan untuk mengenang mereka yang harus mendahului kita dalam ketidakberdayaan, mereka yang harus menderita oleh hilangnya sanak kerabat, dan mereka yang terpuruk oleh imbas berkepanjangan dari peristiwa yang tidak diinginkan semua pihak. Terbitnya edisi khusus ini berawal dari perjalanan panjang dalam persiapan panel bertema: Multiple Cultural Traditions in Bali oleh Arlette Ottino dan Lynette Parker yang digelar dalam Simposium Internasional JuTnaIANTROPOLOGI INDONESIA ke-3 di Denpasar. (libra)
|