Cite This        Tampung        Export Record
Judul Katolik dimasa revolusi indonesia
Pengarang Bank, Jan
Penerbitan Jakarta : Grasindo, 1999
Deskripsi Fisik 879 hlm. ;22,5 cm.
ISBN 979-669-627-4
Subjek Kristen
Agama
Abstrak KATOLIK DI MASA REVOLUSI INDONESIA Ketika hegemoni Portugis dan Spanyol di kawasan Perairan Hindia berakhir pada awal abad 17, praktis Gereja Katolik tidak ada pelindung. Pimpinan baru VOC mendukung Gereja Kristen Gereformeerd yang mengambil alih jemaat Katolik di kawasan timur Indonesia. Baru abad ke-18 rohaniwan Katolik secara resmi datang kembali di Jawa. Para rohaniwan yang dikirim misi bertugasmerawat iman orang Eropa di Indonesia, antara lain personel militer dan pegawai negeri. Pada tahun 1845 Congregatio de Propaganda Fide (departemen kepausan untuk urusan penyebaran iman) mengirimkan Vikaris Apostolik, Jacob Grooff, ke Hindia Belanda. Begitu menginjakkan kaki di Hindia Belanda, ia menilai para misionaris terlampau mendunia. Jacob Grooff yang menganut garis konservatif, segera mengambil langkah mengejutkan. la mewajibkan biarawan mengenakan jubah, keras dalam hal kawin campur, dan menganjurkan umatnya agar sedapat mungkin menghindari pesta-pesta, konser, dan pertunjukan teater yang bersitat duniawi. K
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
031102 275.09 BAN k Dapat dipinjam DISPUSARDA Kota Metro - Ruang Koleksi Umum Tersedia
pesan
031103 275.09 BAN k Dapat dipinjam DISPUSARDA Kota Metro - Ruang Koleksi Umum Tersedia
pesan
031104 275.09 BAN k Dapat dipinjam DISPUSARDA Kota Metro - Ruang Koleksi Umum Tersedia
pesan
031105 275.09 BAN k Dapat dipinjam PUSLING Kota Metro - Perpustakaan Keliling Tersedia
pesan
031106 275.09 BAN k Dapat dipinjam PUSLING Kota Metro - Perpustakaan Keliling Tersedia
pesan
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000002845
005 20220530022918
008 220530################g##########0#ind##
020 # # $a 979-669-627-4
035 # # $a 0010-0621002445
082 # # $a 275.09
084 # # $a 275.09 BAN k
100 1 # $a Bank, Jan
245 1 # $a Katolik dimasa revolusi indonesia
260 # # $a Jakarta :$b Grasindo,$c 1999
300 # # $a 879 hlm. ; $c 22,5 cm.
520 # # $a KATOLIK DI MASA REVOLUSI INDONESIA Ketika hegemoni Portugis dan Spanyol di kawasan Perairan Hindia berakhir pada awal abad 17, praktis Gereja Katolik tidak ada pelindung. Pimpinan baru VOC mendukung Gereja Kristen Gereformeerd yang mengambil alih jemaat Katolik di kawasan timur Indonesia. Baru abad ke-18 rohaniwan Katolik secara resmi datang kembali di Jawa. Para rohaniwan yang dikirim misi bertugasmerawat iman orang Eropa di Indonesia, antara lain personel militer dan pegawai negeri. Pada tahun 1845 Congregatio de Propaganda Fide (departemen kepausan untuk urusan penyebaran iman) mengirimkan Vikaris Apostolik, Jacob Grooff, ke Hindia Belanda. Begitu menginjakkan kaki di Hindia Belanda, ia menilai para misionaris terlampau mendunia. Jacob Grooff yang menganut garis konservatif, segera mengambil langkah mengejutkan. la mewajibkan biarawan mengenakan jubah, keras dalam hal kawin campur, dan menganjurkan umatnya agar sedapat mungkin menghindari pesta-pesta, konser, dan pertunjukan teater yang bersitat duniawi. Kebijakan Jacob Groof ini kemudian ditentang Gubernur Jenderal J.J. Rochussen, yang berbuntut pada pengusiran Vikaris Apostolik itu ke negeri asalnya, Belanda, pada musim panas tahun 1846. Namun, di dermaga Den Helder sang uskup misi itu dielu-elukan saudara-saudaranya seiman. Konfiik Jacob Grooff -J. Rochussen itu, kemudian diangkat ke debat di Majelis Rendah Belanda pada November 1846. Inilah awal ketegangan hubungan antara Gereja-negara, yang secara diplomatis dirundingkan sejak 1847 dan berujung pada diumumkannya Nota van Punten . Dengan demikian boleh dikatakan, Gereja Katolik di Hindia Belanda tidak ikut berperan dalam perkembangan sejarah kolonialisme Belanda. Vatikan kemudian melakukan dua langkah penting. Pertama, menunjuk orang luar, Petrus Johannes Willekens, putra wali kota di Provinsi Brabant, menjadi Vikaris Apostolik Batavia pada 1934. Kedua, pengangkatan Albertus Soegijapranata menjadi Vikaris Apostolik Semarang pada 1940. Pengangkatan kedua pejabat Gereja di Hindia Belanda itu menjadi penting, terutama dikaitkan dengan semakin matangnya nasionalisme di kalangan orang Katolik-suatu semangat yang juga , sedang matang dan membara di bumi nusantara saat itu. Sejak menjadi mahasiswa di Berchmans-college di Oudenbosch, Soegijapranata sudah akrab dengan proklamator Mohammad Hatta yang saat itu menjadi mahasiswa di Rotterdam. Mgr. Soegijapranata pun sama akrabnya dengan proklamator lain, Ir. Soekarno. Pergaulan yang luas dengan tokoh-tokoh nasionalis itu, kemudian memberikan warna kepemimpinan Soegijapranata sebagai pejabat Gereja. Dari sinilah lahir konsepnya yang brilian terhadapdikotomi Gereja dan negara. Mgr. Soegijapranata menegaskan, Jadilah orang Katolik 100%, sekaligus warga negara Indonesia 100% . Gagasan ini pula yang mengilhami semboyan Pro ecclesia et patria (untuk Gereja dan tanah air).(libra)Jan Bank, dilahirkan tahun 1940, belajar sejarah di Universitas Amsterdam. la pernah bekerja sebagai redaktur harian de Volkskrant dari tahun 1965-1973. Kini ia sebagai guru besar ilmu sejarah di Universitas Negeri Leiden, dan guru besar peranan media massa di Universitas Erasmus di Rotterdam. Hasil karyanya, antara lain Opkomst en ondergang van de Nederlanse Volksbeweging (1978) dan berbagai artikel tentang sejarah nasional negeri Belanda dan proses kemerdekaan Indonesia.rGrasindoGRAMEDIA WIDIASARANA INDONESIAPenerbit PT GrasindoJI. Palmerah Selatan 22-28 Jakarta 10270KITLVJI. Taman Widya Candra 8JakartaISBN 979-669-627-4
650 # 4 $a Agama
650 # 4 $a Kristen
990 # # $a 031102
990 # # $a 031103
990 # # $a 031104
990 # # $a 031105
990 # # $a 031106
Content Unduh katalog