Cite This        Tampung        Export Record
Judul Perempuan multikultural (negosiasi dan Representasi)
Pengarang Hidayat, Edi
Penerbitan Jakarta : Desantara, 2005
Deskripsi Fisik 307 hlm. ;21,5 cm.
ISBN 979-359-601-5
Subjek Wanita Dalam Profesi
Abstrak PEREMPUAN MULTIKULTURAL : NEGOSIASI DAN PRESENTASIPerempuan bukan laki-laki. Itu pasti. Tapi cukupkah kepastian itu bisa menjamin atau turut memastikankeyakinan para pemikir, aktifis perempuan (feminis), atau kita semua bahwa perbedaan seksual/biorogis tidak berarti harus membeda-bedakan antara keduanya? sebuah pertanyaan yang masih membutuhkan proses panjang untuk menjawabnya. Karena realitas seringkali muncul - dan tidak jarang pula sengajadimunculkan - untuk melakukan politik pembedaan, pe-Lain-an, stereotipe, dan stigma. perempuan yang di satu sisi disanjung sebagai ibu kehidupan dan di sisi lain ditindas oleh laki-laki. Mungkin benar bahwa persoalan yang menggelayut pada perempuan sangat terkait dengan asumsi tentang adanya ketidak seimbangan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Melalui berbagai analisis ketidakseimbangan ini disinyalir bermuara pada kultur patriarki.vang kemudian mengeras menjadi ideologi dan turut melahirkan penyimpangan perilaku berupa diskriminasi perempuon multikultural belahan
Bahasa Indonesia
Bentuk Karya Bukan fiksi atau tidak didefinisikan
Target Pembaca Umum

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
034643 305.443 HAY p Dapat dipinjam DISPUSARDA Kota Metro - Ruang Koleksi Umum Tersedia
pesan
034644 305.443 HAY p Dapat dipinjam DISPUSARDA Kota Metro - Ruang Koleksi Umum Tersedia
pesan
034646 305.443 HAY p Dapat dipinjam PUSLING Kota Metro - Perpustakaan Keliling Tersedia
pesan
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000000001920
005 20220317021407
008 220317################g##########0#ind##
020 # # $a 979-359-601-5
035 # # $a 0010-0621001520
082 # # $a 305443
084 # # $a 305.443 HAY p
100 1 # $a Hidayat, Edi
245 1 # $a Perempuan multikultural (negosiasi dan Representasi)
260 # # $a Jakarta :$b Desantara,$c 2005
300 # # $a 307 hlm. ; $c 21,5 cm.
520 # # $a PEREMPUAN MULTIKULTURAL : NEGOSIASI DAN PRESENTASIPerempuan bukan laki-laki. Itu pasti. Tapi cukupkah kepastian itu bisa menjamin atau turut memastikankeyakinan para pemikir, aktifis perempuan (feminis), atau kita semua bahwa perbedaan seksual/biorogis tidak berarti harus membeda-bedakan antara keduanya? sebuah pertanyaan yang masih membutuhkan proses panjang untuk menjawabnya. Karena realitas seringkali muncul - dan tidak jarang pula sengajadimunculkan - untuk melakukan politik pembedaan, pe-Lain-an, stereotipe, dan stigma. perempuan yang di satu sisi disanjung sebagai ibu kehidupan dan di sisi lain ditindas oleh laki-laki. Mungkin benar bahwa persoalan yang menggelayut pada perempuan sangat terkait dengan asumsi tentang adanya ketidak seimbangan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Melalui berbagai analisis ketidakseimbangan ini disinyalir bermuara pada kultur patriarki.vang kemudian mengeras menjadi ideologi dan turut melahirkan penyimpangan perilaku berupa diskriminasi perempuon multikultural belahan dunia. Masing-masing menyandarkan pemikirannya pada keyakinan bahwa patriarki - yang kecenderungannya diarahkan pada laki-laki harus diluluh lantakkan. Para elit perempuan berduyun-duyrn menyuarakan kepedulian nya terhadap `nasib` perempuan yang dianggap tidak mengerti hak-hak hidupnya. Wacana pemberdayaan kemudian menjadi pembicaraan rutin dan cenderung universal. Di kedai kopi, kafe, sudut koran, TV, dan kamar tidur perempuan digugah untuk mengerti bahaya patriarki yang ada di sekitarnya. Penyadaran ini seolah-olah menempatkan perempuan - terutama `yang diberdayakan` - sebagai entitas beku, stabil, dan tidak bergerak. Di sinilah kita seringkali menyaksikan aksi dan reaksi yang berlebihan akibat penerapan wacana pemberdayaan yang dilakukan secara kaku dan tunggal. Ruang dimana perempuan itu hidup dalam situasi yang sangat ragam kurang diperhatikan, bahwa perempuan itu pun memiliki struktur internal tersendiri dan pergulatan dalam relasi kuasa dengan posisi-posisi kekuasaan yang berbeda juga sering dikesampingkan. Buku yang disusun dengan sajian beberapa tulisan yang banyak didiskusikan dalam beberapa forum seminar ini bukan hanya memaparkan pengalaman-pengalaman partikular yang dialami oleh beberapa perempuan yang hidup dalam libatan konstruksi kultural yang beragam, melainkan juga pengungkapan tentang adanya perlawanan strategis sebagai siasat untuk meladeni tuntutan kehidupan yang lebih luas. Penguraian secara teoretik dan sistematis terlihat dari tulisan Ahmad Baso, Manneke Budiman, dan Melani Budianta. Mereka membedah problem perempuan post-kolonial, makna simbolik secara ideologis dari multikulturalisme itu sendiri, serta kecanggihan yang melanda kehidupan perempuan seni tradisi baik yang, berasal dari negara maupun agama. Hegemoni yang beraserl tlari ncgara dan agama merupakan dua hal yang patut.
650 # 4 $a Wanita Dalam Profesi
990 # # $a 034643
990 # # $a 034644
990 # # $a 034645
990 # # $a 034646
990 # # $a 034647
Content Unduh katalog