03146 2200205 4500001002100000005001500021008004100036020001800077035002000095082001300115084001900128100002000147245003000167260004500197300002400242520262900266650002402895650001002919990001102929INLIS00000000000090520220301115836220301 g 0 ind  a979-605-347-0 a0010-0621000505 aR.419.23 aR.419.23 ZOE k1 aZoetmulder, P.J1 aKamus Jawa Kuna Indonesia aJakarta :bGramedia Pustaka Utama,c1995 a1496 hlm. ;c24 cm. aKamus Jawa Kuno-Indonesia KETIKA Herman Neubronner van der Tuuk wafat pada tahun 1894, naskah tulisan tangan beliau berjudul Kawi-Balineesch-Nederlandsch Woordenboek (Kamus Jawa Kuna-Bali-Belanda) telah lengkap sempurna, tetapi pencetakannya baru saja dimulai. Kamus tersebut adalah hasil penelitiannya terhadap bahasa Jawa Kuna untuk itu dia telah bertekun selama hampir seperempat abad. Orang-orang lain harus mengawasi pemeriksaan terbitan naskahnya. Tiga jilid telah terbit antara tahun 1897 dan 1899 melalui usaha Dr. J. Brandes, tetapi baru menjelang tahun 1912 publikasinya menjadi lengkap dengan terbitnya jilid keempat atau terakhir yang diedit oleh Dr. D.A. Rinkes. Untuk mengestimasi karya kesarjanaan linguistik ini pada nilainya yang benarbenar sejati, orang harus mengingat kapan karya itu dihasilkan. Kamus tersebut adalah karya pionir dalam arti yang sebenarnya. Sangat banyak karya sastra berbahasa Jawa Kuna dan Jawa Pertengahan yang telah dilestarikan di Bali dalam bentuk naskahnaskah lontar, dan inilah materi yang digunakan van der Tuuk untuk kompilasi bahanbahan kamusnya. Dia harus mengoleksi naskah-naskah itu sendiri, harus menyalinnya sendiri, atau menyuruh orang membuat salinan-salinan jika naskah tersebut harus dikembalikan kepada para pemiliknya. Itu semua dilakukannya pada masa ketika mesin tik pun tidak tersedia baginya, apalagi alat-alat canggih yang di zaman sekarang membuat kita bergantung. Bukti nyata karya pionir yang luas dan luar biasa penting ini dapat ditemukan pada koleksi naskah-naskah yang disimpan di Perpustakaan Universitas Leiden. Dalam Literature of Java, vol. II (Descriptive Lists of Javanese Manuscripts), karya Th. G. Th. Pigeaud, warisan van der Tuuk sampai mencapai 132 halaman. Semua ini adalah sumber materi karyanya: Kawi-Balineesch-Nederlandsch Woordenboek (KBW). Selama bertahun-tahun KBW menjadi alat kerja yang penting bagi mereka yang menekuni studi bahasa dan kesusastraan Jawa Kuna. Untuk jangka waktu yang sama mereka juga menanti-nanti kamus Jawa Kuna yang lebih enak dipakai. Pada awal tahun 1914 Dr. H.H. Juynboll ditugasi `mengumpulkan Daftar Kata Jawa KunaBelanda yang ringkas dan cocok dipakai untuk keperluan praktis` (OJNW. hlm. v). Buku ini terbit pada tahun 1923 dengan judul tersebut. Juynboll benar ketika mengatakan dalam kata pengantarnya, bahwa karya van der Tuuk `tidak memenuhi syarat-syarat yang diharapkan dari sebuah kamus yang disusun sebagaimana semestinya` (OJNW. hlm. v). Setelah menyebut sejumlah hal yang menunjukkan kekurangan-kekurangannya dalam hal ini, dia berjanji akan `berusaha menghilangkan semua cacat tersebut`.of 4aJawa Kuno-Indonesia 4aKamus a007714