02941 2200205 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245005500097100002400152260003300176300002300209020001800232084001800250520241400268082001202682650002002694990001002714990001102724INLIS00000000000840420220202104010 a0010-0721003663220202 g 0 ind 1 aMembumikan Islam Progresif /cShah, M. Aunul Abred1 aJursyi, Shalahuddin aJakarta :bParamadina,c2004 a357 hlm. ;c21 cm. a979-8321-91-x a297.672 JUR m aMembumikan Islam Progresif Buku al-Islamfyun al-Taqaddumiyun yang ditulis oleh salah seorang aktivis HAM, Shalahuddin al-Jursyi asal Tunisia ini menjadi salah satu bacaan penting untuk lebih mematangkan wacana keislaman kontemporer yang lebih progresif. Shalahuddin al-Jursyi menulis bahwa Islam Progresif mempunyai kehendak yang kuat untuk membela kaum lemah (almustadl afun), yaitu melalui tiga hat: debirokrasi pemerintahan, kebebasan mutlak dan pemberdayaan masyarakat sipil. AlJursyi sepertinya ingin memberikan arahan yang kongkrit tentang wilayah yang semestinya dilakukan oleh para aktivis Islam Progresif.Tentu saja, gagasan tersebut memberikan harapan bagi masa depan kemanusiaan. Karena Islam tidak lagi menjadi "bahasa masa lalu ", melainkan menjadi "bahasa kini " dan "bahasa yang akan datang ". Pemahaman atas Islam akan selalu direproduksi clan diproduksi sesuai dengan tuntutan zaman, waktu clan kemaslahatan publik.Kesadaran Islam Progresif, dalam arti menurunkan agama ke bumi telah memberikan arti bagi perubahan yang hakiki, sehingga kesadaran Islam yang mengawang-awang, yang sudah menyejarah, lambat-laun bisa dibumikan sesuai dengan konteks kesejarahan. Aneka ragam pemahaman keagamaan sesungguhnya hanya ingin menjelaskan bahwa realitas tidaklah tunggal, sehingga pemikiran pun mengalami ketidaktunggalan pula. Pemikiran selalu mengalami pembatalan, perubahan dan perkembangan. Agenda Islam Progresif yang mendesak adalah mencoba untuk memberikan penyadaran kepada publik bahwa agama bukanlah cek kosong yang hanya menjual simbol, seperti gaung formalisasi syariat yang membahana dalam konteks politik mutakhir, melainkan harus menghadirkan kesadaran moral dan etis yang memberikan direction bagi pembebasan dan pembelaan terhadap publik. Karena itu, beragama tidak cukup hanya dengan membela Tuhan, akan tetapi yang jauh lebih penting membela kemaslahatan umum. Dengan demikian, saya mengucapkan selamat atas terbitnya buku ini. Karya monumental ini dapat menjadi bacaan penting untuk mengetahui sejauhmana gerakan Islam Progresif di Tunisia, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para aktivis muslim. Di Afrika Selatan, kita mengenal Farid Esack. Di India ada Ali Asghar Engineer. Di Mesir ada Hassan Hanafi. Buku ini seakan menyempurnakan gerakan-gerakan progresif yang telah bergeliat di sejumlah negara agar umat Islam mempunyai peranan penting untuk melakukan perubahan. a297.672 4aPemikiran Islam a07203 a045053