01855 2200217 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245007000097100001900167260003200186300002300218020001800241084002100259520129300280082001501573650001501588650001301603990001001616990001101626INLIS00000000000828920220208112943 a0010-0721003548220208 g 0 ind 1 aSemar Gugat :bKosmologi Jawa Dalam Bingkai Simbolisme Pewayangan1 aSarjono, Wasis aSolo :bKuntul Press,c2006 a274 hlm. ;c20 cm. a979-97629-0-3 a181.198 22 SAR s aSemar Gugat sebutlah kisah Semar Gugat, yang hendak menegakkan prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan Sudah menjadi rahasia umum bahwa Batara Guru terlalu mendominasi Kahyangan Jonggring Saloka. Sistem yang dibangun oleh Batara Guru sungguh membuat dewata lain tidak bisa berkutik, takut kehilangan posisi di Kahyangan. Struktur politik kahyangan yang sangat otoriter disalahgunakan oleh Dewi Durga yang berkedudukan sebagai permaisuri Batara Guru. Bersama dengan wadyabala jin priprayangan Batari Durga membuat onar mayapada Para ksatria berbudi luhur yang suka akan kedamaian tak berdaya menghadapi kesaktian Batari Durga. Mereka takut dan secara rill kalah dalam kekuasaan. Mana mungkin seorang manusia biasa melawan supremasi kekuasaan elit dewa? Modal apakah yang mampu menggulingkan angkara murka Dewi Durga yang sudah begitu mapan dan dibungkus mitos-mitos kekuasaan? Dari sinilah muncul sang Pamomong Agung. Dia adalah Kyai Lurah Semar. Dalam mitologi Jawa sesungguhnya, Semar adalah penjelmaan Sang Hyang Ismoyo, seorang dewa yang bertugas menjaga keselarasan alam. Secara geneologis Sang Hyang Ismoyo adalah kakak Batara Guru. Jadi, kesaktian Semar jauh lebih tinggi daripada Batara Guru. Maka untuk melenyapkan nafsu jahat Batara Durga hanya Semar sajalah yang mampu mengatasi. a181.198 22 4aPewayangan 4aSimbolis a04298 a044851