05211 2200265 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245010300097100002800200260003100228300002300259020002200282084001700304520452400321082001104845650001104856650001304867990001004880990001104890990001104901990001104912990001104923990001104934INLIS00000000000779820220106104338 a0010-0721003057220106 g 0 ind 1 aPidato - Pidato Yang Mengubah Dunia :bKisah Petikan Pidato - Pidato Bersejarah /cPurba, Daniel P1 aMontefiore, Simon Sebag aJakarta :bErlangga,c2008 a103 hlm. ;c15 cm. a987-979-033-600-1 a808.05 MON p aPidato-pidato yang mengubah dunia Pidato yang hebat tidak saja mengungkapkan kebenaran di masanya, namun bisa juga menyebarkan kebohongan besar. Kumpulan pidato luar biasa ini memuat hinme-himne penuh semangat tentang kebebasan demokratis yang mengandung prinsip-prinsip kepatutan dan kebebasan yang kite agungkan, kata-kata indah yang mencerahkan dunia. Namun sebagian di antara pidato itu sebaliknya malah berusaha mengaburkan cakrawala dunia bebas. Itulah pidato para monster sejarah, yang juga memuat pelajaran yang bisa kita petik. Banyak dari pidato ini yang mengutarakan kebenaran abadi _seperti Pidato Gettysburg, atau pidato yang kurang dikenal dari tokoh-tokoh seperti pemberontak sekaligus presiden masa depan, cekoslovakia, Vaclav Havel, atau Presiden Israel, Chaim Herzog Kesederhanaan bahasa menandai pembuatan pidato hebat, seperti pada pidato Muhammad, Yesus, atau Martin Luther King, dan lebih hebat lagi ketika kata-kata itu ditulis sendiri oleh sang orator. Sedangkan, pidato-pidato dengan kalimat serba indah dengan menbuat bisa juga dikemukakan oleh para tokoh paling jahat. Selain mencerahkan, pidato yang bagus dan filantropis bisa menjadi topeng den mengaburkan pemahaman. Beberapa pidato sangat jelas menceritakan ramalan serba suram tentang dunia seperti yang didengungkan oleh George Orwell. Sebagian tidak benar, beberapa jahat, den sebagian lagi dapat kita nilai kebenarannya dengan pemahaman sejarah. Pidato Napoleon, `adieu to the Old guard adlah omong kosong yang sentimentil, karena dia tidak pernah menaruh kepentingan negara di atas kepentingan dirinya. Ambisinya untuk menguasai Eropa telah mengorbankan nyawa orang-orang yang tidak bersalah. Dua pidato menunjukkan orang jahat tidak lebih dari binatang-binatang politik yang hebat. Pidato Lenin kekuasaan bagi Soviet pada bulan September 1917 penuh dengan kebohongan karena dia tidak pernah punya niat untuk memberikan kekuasaan kepada Soviet, baik pekerja maupun petani. Kekuasaan hanya untuk dirinya sendiri dan partainya. Nuansa penghinaan dan sinisme sangat mewarnai pidato itu. Pidato Adolf Hitler juga menunjukkan keahliannya sebagai agitator politik, aktor, dan penulis naskah pidato, namun digayuti oleh kepicikan, muslihat, dan tipu daya. Sebaliknya, walaupun pandangan Stalin kejam, anak tukang sepatu yang sederhana itu tak ragu menyampaikannya dengan kejelasan yang mengejutkan. Sebagian pidato lainnya sengaja dimaksudkan untuk menyesatkan pendengarnya. Contohnya adalah pidato Nixon yang bertujuan untuk cuci tangan. Pidato perpisahan Jenderal Douglas MacArthur juga hebat, namun kental dengan kebohongan. Ketika Presiden Mikhail Gorbachev mengagungkan kebebasan memilih ia tentu tidak bermaksud memberikan kebebasan memilih yang begitu besar kepada rakyatnya, yang pada akhirnya justru menggulingkannya - bersama dengan komunisme yang membesarkannya. Pidato `perdamaian pada masa kita dari Neville Chamberlain adalah contoh lain lelucon yang menyedihkan. Rasanya sulit mencari contoh pidato lain yang dikemas dalam kata-kata sederhana namun sedemikian keliru dan menimbulkan dampak menyesatkan yang sedemikian besar. Banyak dari pidato yang dibahas dalam buku ini mengungkapkan kelemahan sekaligus kekuatan orang-orang yang menyampaikannya. Setiap pidato juga dapat menjadi jendela untuk melihat suatu masa dalam sejarah. Di era radio dan televisi saat ini, kebanyakan orang akan langsung teringat di mana mereka berada ketika mendengar pidato George W. Bush tentang peristiwa 9/11, pidato Franklin Roosevelt setelah pertempuran Pearl Harbour, atau pidato Vyacheslav Molotov yang sebenarnya hanya membacakan naskah pidato Stalin setelah terjadinya invasi Nazi ke Uni Soviet. Pidato-pidato yang disampaikan secara spontan acapkali lebih berpengaruh. Contohnya adalah pidato tak terlupakan dari Raja Charles I yang masih menyiratkan arogansi dan kebanggaan monarki yang sebenarnya sudah tumbang. Pidato Oliver Cromwell ketika membubarkan parlemen mengungkapkan baik amarahnya maupun keyakinannya yang munafik akan pemeliharaan Tuhan. Namun, bagi saya pribadi, pidato yang paling baik adalah pidato yang tidak menandai suatu peristiwa besar, namun mengutarakan secara jelas, lugas, dan jujur esensi dari semua peradaban, suatu tema yang menjiwai begitu banyak pidato, misalnya pidato Elie Wiesel tentang `bahaya pengabaian yang disampaikan pada pergantian milenium. Kita perlu mengetahui SEMUA pidato. Jika Anda dapat memahami pemikiran Weisel tentang sejarah dan manusia, maka tujuan penerbitan buku ini telah tercapai. a808.05 4aPidato 4aKumpulan a00905 a043809 a043810 a043811 a043812 a043813