02103 2200253 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245006700097100001800164260004600182300002200228020002200250084001800272520146800290082001101758650001401769990001101783990001101794990001101805990001101816990001101827990001101838INLIS00000000000767020211221113403 a0010-0721002929211221 g 0 ind 1 aWalisanga :bPenyebar Islam Di Nusantara /cRini, Retno Kusumo1 aHariwijaya, M aYogyakarta :bPustaka Insan Madani,c2007 a76 hlm. ;c28 cm. a978-979-1409-24-7 a297.261 HAR w aWalisanga : Penyebar Islam di Nusantara llir-Ilir- ilir- ilir tandure wis sumilirtak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyarbocah angon bocah angon penekna blimbing kuwiLunyu-Iunyu penekna kanggo mbasuh dodotira... Tembang `Ilir-Ilir` mengalun riang seakan mengingatkan kembali tentang kenangan masa kecil di desa yang penuh sukacita. Semburat sinar bulan purnama pun menaungi malam-malam mengasyikkan yang ditingkahi syair tembang tersebut. Tetapi, sadarkah kita bahwa tembang dolanan anak itu tercipta dari lubuk hati salah satu dari Walisanga, Sunan Kalijaga, demi menegakkan syiar Islam? Bersama para wali yang lain, Sunan Kalijaga tak menabukan percampuran budaya Jawa dengan unsur-unsur islami dalam dakwahnya. Bahkan, mereka merengkuh kaum awam yang saat itu belum tercerahkan oleh cahaya Islam. Rengkuhan Walisanga yang mampu menembus batas-batas tradisi nenek moyang itulah yang menyentuh hati masyarakat Tanah Jawa untuk menghambakan diri kepada Allah, Zat Yang Esa. Mengalir dalam kesederhanaan, namun tetap kaya hikmah, buku ini mengajak kita untuk sejenak mengenang dan menziarahi spiritualitas Walisanga dengan segala ajarannya. Lantas, dengan tuntunan para guru suci tersebut kita akan menengok ke dalam relung batin masing-masing, apakah kita sudah cukup pantas menghadirkan keimanan kita ke hadirat Tuhan Penguasa Jagat. Akhirnya, menggapai kesejatian hidup adalah muara pencapaian setelah membaca dan memahami buku yang tengah Anda genggam ini. a297261 4aWalisongo a043120 a042692 a042693 a042694 a042696 a043121