03633 2200229 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245006500097110001400162260004400176300002500220084002000245520304600265082001403311650002303325990001103348990001103359990001103370990001103381990001103392INLIS00000000000442220221018022152 a0010-0621004022221018 0 1 aAntropologi Indonesia : Th XXVI, No. 67 Januari - April 20020 aIndonesia aJakarta :bUniversitas Indonesia,c2002 a122 hlm. ;c23,5 cm. aR.070.301 IND a aAntropologi Indonesia th.XXVI,No.67Dalam edisi nomor 67 yang kini ada di tangan pembaca, redaksi mengangkat tema utama tentang berbagai masalah sosial-budaya berkenaan dengan kawasan perbatasan . Isu utama ini berasal dari tema salah satu panel yang dilaksanakan dalam Simposium Internasional Jurnal ANTROPOLOGI INDONESIA ke-2 di Kampus Limau Manis, Universitas Andalas, tanggal 18-21 Juli 2001, yakni: Dinamika Sosial-Budaya di Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia: PengalamanMasa Lalu, Masa Kini dan Prospek Masa Depan . Dalam persiapan dan pelaksanaan panel itu, Dr. Riwanto Tirtosudarmo dan Dr. John Haba dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bertindak sebagai koordinator. Telah menjadi tradisi dari jurnal ini sejak tahun 1998 bahwa kesempatan menjadi penyunting nomor-nomor khusus dalam jurnal ini terbuka bagi para ilmuwansosial dari Indonesia dan manca negara, termasuk para koordinator panel dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan akademis yang dilaksanakan oleh redaksi jurnal. Terima kasih kami sampaikan pada penyunting khusus edisi ini, Dr. Riwanto Tirtosudarmo. Terima kasih pula pada para koordinator panel yang dengan penuh dedikasi dan tanpa pamrih bersedia bahu-membahu bersama redaksi mewujudkan terbitnya edisi-edisi khusus dalam sejumlah terbitan terakhir. Edisi-edisi yang akan datang masih akan diwarnai oleh berbagai isu dan tema sejalan dengan tema utama Simposium Internasional Jurnal ANTROPOLOGI INDONESIA ke-2 tahun 2001 dan Simposium Internasional ke-3 tahun 2002 di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, tanggal l9 Juli.Masalah-masalah sosial-budaya berkaitan dengan kawasan perbatasan acapkali terluput dari perhatian dan kajian ilmuwan sosial. Padahal, berbagai fenomena sosial-budaya yang terwujud seputar kawasan itu menyajikan tantangan yang besar bagi ilmuwan sosial untuk mencermati dan mengulasnya. Bagi masyarakat yang bermukim di kawasan itu, batas-batas administrasi yang memisahkan negara yang satu dengan yang lain tidaklah selalu sejalan dengan batas-batas teritori kehidupan komunitinya. Masalahnya menjadi semakin kompleks dalam konteks kehidupan bernegara yang semakin mendunia dewasa ini. Karena itulah, terbitan edisi khusus ini merupakan cerminan dari salah satu wujud perhatian pengasuh jurnal sejalan dengan tema utama Simposium Internasional ke-2 tahun 2001, yakni: Globalisasi dan Kebudayaan Lokal: Suatu Dialektika menuju Indonesia Baru . Walau demikian, tidak seluruh makalah yang disajikan dalam panel itu dapat diterbitkan dalam edisi ini. Sebaliknya, terdapat sejumlah artikel yang diterima redaksi dari ilmuwan sosial asal dari manca negara yang ingin berbagi perhatian, pemikiran, dan pengalaman tentang fenomena yang menarik ini. Salah satu artikel yang disajikan berasal pula dari panel lain yang menyoroti masalah globalisasi dan kebudayaan lokal dari perspektif negara tetangga. Semoga edisi khusus ini bermanfaat dalam menggugah perhatian para ilmuwan sosial untukmendalami fenomena seputar kawasan perbatasan di sepanjang wilayah nusantara di masa datang. Selamat membaca aR.070.301 4aJurnal Antropologi a027820 a027819 a027817 a027818 a027816