04129 2200241 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245005200097100002200149260003500171300002300206084001700229520355100246082001103797650001203808650001203820990001103832990001103843990001103854990001103865990001103876INLIS00000000000437020220113104932 a0010-0621003970220113 0 ind 1 aCengkeh :bData Dan Petunjuk Ke Arah Swasembada1 aHadiwijaya, Toyib aJakarta :bGunung Agung,c1986 a134 hlm. ;c21 cm. a633.08 HAD c aCENGKEH, DATA DAN PETUNJUK KE ARAH SWASEMBADA Sejak tahun 1940 penulis telah mencurahkan perhatian kepada tanaman cengkeh, mula-mula dalam penelitian penyakit-penyakitnya, kemudian selama tahun 1952 - 1956 sewaktu menyusun disertasi I, mempelajari pula aspek-aspek lainnya yang menyangkut masalah-masalah teknis budidaya (kultur teknis), iklim, tanah dan pemupukan, penggunaan dan pemasaran cengkeh. Selaku Sekretaris Seminar `Hari Cengkeh` bulan Juli tahun 1942 di Bogor, penulis merasa terdorong untuk memperdalam pengetahuan tentang cengkeh. Di saat itu timbul suatu cita-cita angan-angan untuk membantu usaha mengembalikan kejayaan Indonesia di masa lampau hingga akhir abad ke-18 sebagai produsen dan pengekspor cengkeh utama di dunia. Gagasan penulis di tahun 1958 untuk pendekatan ganda ke arah cita-cita di atas, yakni melalui peningkatan produksi cengkeh rakyat dan perkebunan besar cengkeh (sampai maksimal dari jumlah produksi), telah mendapat tanggapan positif dari pihak Pemerintah dan GAPPRJ (Gabungan Pengusaha-Pengusaha Rokok Kretek Indonesia) selaku konsumen utama dari cengkeh. Atas persetujuan Pemerintah, dalam hal ini Departemen Perindustrian Rakyat, maka uang simpanan wajib para anggota GAPPRI diizinkan untuk digunakan bagi pembiayaan pilot proyek perkebunan-perkebunan besar cengkeh. 1) Disertasi untuk mencapai Gelar I)octor dalam Ilmu-ilmu Pertanian dipertahankan di depan Senat Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Indonesia Bogor, tanggal 8 September 1956 dengan judul `Penyakit Mati bujang dari pohon Cengkeh`. Selama tahun 1959 - 1961 telah dimulai oleh GAPPRI dengan 4 perkebunan besar cengkeh dengan pemanfaatan perkebunan-perkebunan besar yang terlantar dengan luas areal antara 300-500 ha. Karena gangguan-gangguan pihak BTI (pembakaran dsb) salah satu dari 4 kebun terpaksa dihentikan.Sejak tahun 1970an pilot proyek perkebunan besar cengkeh ditambah oleh Perusahaan-perusahaan Negara (PNP/PTP : XXII dan XXVI di Jawa Timur X di Lampung XII dan XXX di Jawa Barat, dll.), sebagian anggota GAPPRI (PT Cengkeh ZanzTbat tgl 7-2-1973) dan swasta lainnya, antara lain PT Intan Hepta. Hingga saat ini jumlah luas areal pbrkebunan besar masih jauh di bawah dengan produksinya yang telatif lebih rendah lagi (karena sebagian besar masih berupa tanaman belum menghasilkan). Sejak tahun 1968, terutama seiak melonjaknya produksi konsunsi rokok kretek di Indonesia di tahun 1973, dengan harga cengkeh yang semakin melonjak di pasaran dunia dan di dalam negeri, teiah melonjak pula perhatian dan hasrat untuk memperluas tanaman cengkeh rakyat. Atas saran dan desakan dari pelbagai pihak penulis telah berusaha menulis buku petunjuk tentang cengkeh. Penerbitan pertama (cetakan I) telah keluar pada tahun 1970, diikuti oleh cetakan ke II, III dan terakhir cetakan ke-VI di tahun 1983. Sejak bebastugas mulai 1 April 1998,.penulis telah mengadakan observasi secara intensif pada perkebunan-perkebunan besar cengkeh, terutama yang dibinanya sejak tahun 1959/60 dan 1972/73. Banyak sekali fakta-fakta dan masalah baru yang dikonstatir, demikian pula informasi-informasi baru dari para ahli praktek perkebunan besar cengkeh. Walaupun banyak hal-hal yang memerlukan penelitian lebih lanjut antara lain oleh Lembaga Penelitian seperti: Lembaga Penelitian Tanaman Industri (Departemen Pertanian), Bogor Penelitian Cengkeh dan Tembakau (milik YCI) di Ungaran yang cabangnya di kebun Brangah banaran (kerjasama dengan Universitas Brawijaya) di Jawa Timur lembaga Peneliti cengkeh (Departemen Pertanian) di Solok, Sumatera Barat. a633.08 4aTanaman 4aCengkeh a014321 a014317 a014318 a014319 a014320