04152 2200241 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245005900097100002700156260004100183300002300224020001800247084001400265520355000279082000803829650001103837650001803848990001103866990001103877990001103888990001103899INLIS00000000000424720220113103056 a0010-0621003847220113 0 ind 1 aBeberapa Teori Sastra, Metode Kritik Dan Penerapan Nya1 aPradopo, Rachmat Djoko aYogyakarta :bPustaka Pelajar,c2003 a273 hlm. ;c21 cm. a979-858-115-6 a809 PRA b aBEBERAPA TEORI SASTRA METODE KRITIK DAN PENERAPANNYA DALAM kesusastraan Indonesia modern, kritik sastra ilmiah baru muncul pada awal tahun 1950-an, berupa tulisan-tulisan Slametmuljana. Mulai saat ini berkembanglah kritik sastra ilmiah pada kurun waktu 1950- lgTo secara perlahan-lahan, terutama ditulis oleh para mahasiswa Slametmuljana dan H.B. Jassin sebagai skripsi sarjana sastra. Rupanya kritik mereka terpengaruh aliran New criticisrn. Akan tetapi, kritik merekabelum mempergunakan teori sastra atau teori kritik sastra yang jelas- Kalaupun dengan dasar teori sastra atau kritik sastra, maka teorinya berupa campuran bermacam-macam teori yang secara ilmiah mestinya tidak boleh dicampurkan sebab seringtati teori- teori tersebut saling bertentangan. Jadi, teori itu yangdipergunakan belum jelas batas-batasnya, misalnya teriadi percampuran teori-teori kritik sastra yang kadang-kadang mirip teori strukturalisme, sosiologi sastra, dan estetika resep. para ahli sastra pada kurun waktu itu dapat dikatakan belum sadar terhadap teori sastra yang secara ilmiah harus tidak dicampurkan. Baru sesudah peftengahan tahu n 1970-an, di Indonesia mulai dikenal adanya teori-teori sastra yang bersifat khusus, misalnya strukturalisme dan sosiologi sastra. orientasi sastra keduanya sangat berbeda .strukturalisme berorientasi objektif yang mernandang karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, makapenelitiannya berpusat pada struktur-dalarn karya sastra sosiologi sastra berorientasi memetik, memandang karya sastra sebagai "cerminan " masyarakat, maka perhatiannya berpusat pada struktur kemasyarakatan yang terdapat dalam karya sastra, bukan "kesastraannya " (Lite raine s s) - Pada tahun 1980-an teori-teori sastra yang baru untuk Indonesia mulai bermasukan. Teori-teori sastra tersebut barasal dari Barat (terutama Eropa dan Amerika Serikat). Dengan masuknya teori-teori sastra (kritik sastra) yang baru tersebut, para ahli sastra rnulai mencoba menerapkannya dalam penelitian sastra, terutarna para ahli sastra akademis. Di antara teori sastra dan kritik sastra tersebut adalah strukturalisme, sosiologi sastra,semiotika, estetika resepsi, dekonstruksi, dan kritik teminis Ternyata, teori-teori sastra dan kritik sastra tersebut tidak mudah diterapkan dalam penelitian sastra. Tidak rnudahnya disebabkan oleh teori dan metode yang rumit yang tidak hanya berupa teori dan metode yang tunggal dalam salah satu teori, misalnya, teori strukturalisme meliputi berbagai jenis, seperti strukturalisrne linguistik, strukturalisrne naratif, strukturalisrne dinamik, dan sebagainya. Begitu juga halnya teori sosiologi sastra, seperti teori strukturalisme genetik, sosiologi pengarang, sosiologi "umum ", dsb. Begitu seterusnya. Tulisan-tulisan dalam buku ini dimaksudkan untuk menanggapi atau mengantisipasi masuknya teori-teori sastra dankritik sastra yang baru itu. Di samping itu, juga untuk rnenanggapi kesusastraan Indonesia sendiri, terutama kesusastraan Indonesia modern. Pada saat ini, sangat perlu adanya pemahaman terhadap kesusastraan Indonesia modern secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu adanya penyusunan sejarah sastra Indo-nesia modern, yang pada waktti ini sudah berusia 75 tahun sejak lahirnya sekitar tahun 1920. pengan demikian, perlu adanya teori dan metode penyusunan sejarah sastra, illaka di sini disajikan tulisan "Masalah Angkatan dan Penulisan Seiarah Sastra Indonesia ". Sejarah.sastra dapat berupa sejarah sastra secara menyeluruh ataupun khusus prosa atau puisi. untuk penyusunan sejarah puisi Indonesia modern, Pustaka a809 4aSastra 4aKritik Sastra a014335 a014336 a014333 a014334