02092 2200241 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245003100097100002000128260003400148300002200182020001800204084001400222520154000236082000801776650001101784990001101795990001101806990001101817990001101828990001101839INLIS00000000000405420220524113630 a0010-0621003654220524 0 ind 1 aLogika :bSelayang pandang1 aOfm, Alex Lanun aYogyakarta :bKanisius,c1983 a82 hlm. ;c21 cm. a979-413-124-5 a160 OFM l aLOGIKA SELAYANG PANDANG. Pokok yang akan diuraikan dalam buku ini biasanya disebut `logika tradisional`, `logika minor`, atau `logika formal`. Logika tradisional merupakan pokok yang sudah lazim dibicarakan dalam ilmu logika, sebelum `logika simbolis moderen` diperkembangkan. Yang akhir ini sering kali juga disebut `logika moderen` atau `logika matematis`. Dan yang dimaksudkan dengan logika moderen ialah logika yang menggunakan teknik-teknik simbolis dan metode-metode matematis. Kepada logika itu diberi bentuk yang sejauh mungkin sama dengan bentuk ilmu-ilmu tersebut. Logika moderen itu tidak diuraikan dalam buku ini. Pikiran manusia pada hakekatnya mencari dan berusaha untuk memperoleh kebenaran. Karena itu pikiran tersebut juga merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut haruslah diperhatikan kebenaran bentuk (formal) untuk dapat berpikir logis. Kebenaran ini hanyalah menyatakan serta mengandaikan adanya jalan, cara, teknik serta hukum-hukum yang perlu diikuti. Semua hal ini diselidiki serta dirumuskan dalam logika, khususnya logika formal yang merupakan pokek uraian dalam buku ini. Namun demikian kebenaran tersebut perlu digandengkan dengan kebenaran isi (material)nya. Apabila jalan serta hukum-hukum itu diuraikan, nampaklah bahwa pemikiran manusia sebenarnya terdiri atas tiga unsur. Unsur-unsur itu adalah `pengertian` (`kata`), `keputusan` (`kalimat`) dan `penyimpulan` (`pembuktian`). `Penyimpulan` (`pembuktian`)lah yang sebenarnya merupakan pokok yang paling utama dan paling penting dalam logika formal. a160 4aLogika a030328 a030329 a030330 a030331 a030332