04480 2200241 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245006100097100002000158260004100178300002300219020001800242084001700260520387100277082001104148650002404159990001104183990001104194990001104205990001104216990001104227INLIS00000000000403120220307033545 a0010-0621003631220307 g 0 ind 1 aKritik Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga1 aSugiono, Muhadi aYogyakarta :bPustaka Pelajar,c2006 a203 hlm. ;c21 cm. a979-9289-12-2 a338.99 SUG k aKRITIK ANTONIO GRAMSCI TERHADAP PEMBANGUNAN DUNUA KETIGA Kebijakan pembangunan ekonomi negara-negara berkembang telah berubah secara drastis sejak tahun1980-an. Hampir semua negara berkembang menggeser kebijakan-kebijakan ekonomi mereka ke arah liberalisasi yang lebih besar dan kepercayaan yang lebih besar pada mekanisme pasar melalui serangkaian reformasi ekonomi berorientasi pasar. Nyaris di segala penjuru dunia, negara-negara berkembang mulai mengadopsi kebijakan-kebijakan yang dimaksudkan untuk merestrukturisasi watak peran negara dalam perekonomian, untuk meliberalisasi perdagangan domestik dan regulasi investasi dan untuk menswastakan perusahaan-perusahaan milik negara. Berbagai reformasi kebijakan tersebut nyaris mengganti secara ke- seluruhan semua kebiiakan sebelumnya yang mendominhsi negara-negara berkembang dari tahun 1950-an hingga 1970-an- reformasi yang mengenyahkan nasionalisme ekonomi dari perbendaharaan kata negara- negara itu, mengurangi peran eksesif negara dalam perekonomian, dan menghentikan kecenderungan Pada pembangunan jenis sosialis. Orientasi mutakhir pembangunan di Dunia Ketiga didasarkan pada Pre- mis kebijakan-kebijakan memandang keluar dirancang untuk mengintegrasikan perekonomian ke dalam pasaran global, utamanya ketika strategi-strategi berorientasi ekspor menggantikan industrialisasi substi- tusi impor. Sungguhpun memang dramatis, tetapi saya berpendapat bahwa seluruh reformasi kebiiakan itu semata-mata merupakan manifestasi dari sebuah perubahan yang jauh lebih mendas ar Lagi,yaitu perubah- an di tingkat ide. Lebih spesifik lagi, aPa yang kita saksikan di sepanjang beberaPa dekade belakangan ini adalah sebuah pergeseran dari wacana pembangunan statis menuju wacana Pembangunan berorientasi pasar. Bagaimanapun, hal ini tidak dimaksudkan untuk mengatakan bahwa pergeseran itu bisa dipahami dari posisi seorang idealis: ide-ide bukanlah variabel bebas. Dalam bahasa Gramsci, ide-ide melakukan im- por materialis ketika berkoalisi dengan kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik. Mengikuti perspektif Gramscian, saya berusaha menelaah persekutuan ide-Ide dengan kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik ini. Saya mendapati bahwa perubahan dalam wacana pembangunan yang berlangsung di penghujung 1970- an dan permulaan 1980-an terkait sangat erat dengan struktur hegemoni pada ekonomi politik global. Dominannya wacana pembangunan statis adalah hasil dari hegemoni Amerika pasca perang di mana manajemen ekonomi Keynesian merupakan salah satu pilar fundamentalnya bersama dengan internasionalisme liberal. Karakter intervensionis ilmu ekonomi Keynesian sebagaimana tercermin dalam berbagai teori dan doktrin pembangunan sangat cocok dengan kecenderungan ekonomi nasionalis negara-negara berkembang (waktu itu negara-negara baru merdeka) dan mempermudah ekspansi hegemoni Amerika di negara-negara tersebut. Transformasi dalam wacana pembangunan dari yang berorientasi statis menuju yang berorientasi pasar berlangsung mengikuti transformasi struktur hegemoni. Runtuhnya hegemoni Amerika dan perlucutan manajemen ekonomi Keynesian selaku pilar penopangnya membuka jalan bagi kebangkitan kembali ideologi Kanan Baru. Ideologi ini difasilitasi oleh kemampuan para intelektual Kanan Baru memberlakukan sEbuah kerangka kebijakan tertentu dalam pembuatan keputusan internasional yang sejalan dengan, dan didukung banyak aspek, internasionalisasi produksi dan kapital. Dengan mengedepankan kebajikan mekanisme pasar dan keburukan intervensi negara, ideologi Kanan Baru menawarkan legitimasi atau alasan moral bagituntutan pergerakan modal internasional dan produksi internasional akan reorganisasi negara dan relasi-relasi buruh-bisnis demi kepentingan pasar dan bisnis. Tetapi ironisnya, tidak ada negara di mana ideologi Kanan Baru diberlakukan secara paksa lebih dari yang terjadi di negara-negara berkembang. By - Epy a338.99 4aPembangunan Ekonomi a024637 a024633 a024634 a024635 a024636