01998 2200241 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245006100097100002200158260003400180300003500214084001700249520137800266082001101644650002401655650001501679250001401694504001501708990001101723990001101734990001101745INLIS00000000000388820230201093710 a0010-0621003488230201 g 0 ind 1 aSekelumit Suku-suku Pedalaman Di Indonesia :bSuku Asmat1 aMartosedono, Amir aSemarang :bAneka Ilmu,c1994 a73 hlm. :bIlustrasi ;c21 cm. a307.07 MAR s aPulau lrian Jaya - pada zaman penjajahan sebelum Perang Dunia ke-II kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Hindia-Belanda. Daerah Merauke/Tanah Merah merupakan tempat pembuangan para politisi (politisi: bentuk jamak dari politicus politicus : tokoh politik), di antaranya Bung Hatta Pada waktu itu para politisi banyak yang meninggal karena menderita sakit malaria dan terkenal sekali dengan namanya :Boven-Digul. Katau kita mendengar perkataan itu - kita sangat terkejut seolah-olah Boven-Digul merupakan momok bagi bangsa kita bangsa lndonesia memang hal ini dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda.Sekarang ini setelah lrian Jaya masuk wilayah kita, Pemerintah Republik lndonesia berhasrat besar untuk memajukan di segala bidang suku-suku yang tersebar luas di seluruh kepulauan Nusantara. ltulah sebabnya mengapa sekarang ini diadakan penelitiar:penetitian di sana. Malah baru-baru ini telah dikirim satu team survei,dibawah pimpinan Prof.Dr.Selo Soemardjan ke lrian Jaya untuk mengadakan penelitian, dibidang : sosial, ekonomi dan budaya. Penulis berniat sekali untuk menyajikan salah satu suku yang sejak dahulu sudah terkenal dengan karya seni ukirnya - ialah suku Asmat, kepada para pembaca/anak-anak. Sayang sekali karya seni ukir itu pada waktu sekarang ini hampir lenyap.Semoga pengetahuan penulis yang sangat sedikit ini bermanfaat bagi para pembaca/anak-anak. a307.07 4aMasyarakat Primitif 4aSuku Asmat aCetakan 1 a73 halaman a014682 a014684 a014681