04654 2200253 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245005700097100002000154260004100174300002300215020001800238084002200256520402300278082001604301650001404317650001404331990001104345990001104356990001104367990001104378990001104389INLIS00000000000382020220517030704 a0010-0621003420220517 g 0 ind 1 aMuhammad, Marx, Marhaen :bAkar Sosialisme Indonesia1 aMintz, Jeanne S aYogyakarta :bPustaka Pelajar,c2003 a327 hlm. ;c21 cm. a979-9483-77-8 a335.438 598 MIN m aMUHAMMAD, MARX, MARHAENUni Soviet dan Cina selalu berusaha keras untuk menjadi pendukung baru bagi negara-negara berkembang di dunia Islam. Salah satu etek sarnping dari usaha tersebut adalah upaya mereka untuk menciptakan zona tandingan yang mempengaruhi Afrika, Timur Tengah dan Asia, di mana terdapat tradisi-tradisi Islam yang kuat. Tujuan Komunis adalah membuang keyakinan agama di wilayah tandingan komunisme mereka, memperkuat klaim mereka dalam kepemimpinan gerakan komunis dunia, dan menjauhkan negara-negara berkembang dari hubungan ekonomi tradisional mereka dengan Barat. Pendekatan yang digunakan Komunis terhadap dunia Islam adalah melalui konsepsi persahabatan dan toleransi. Di balik itu, rezim Komunis secara terus-menerus mengkampanyekan penghapusan agama dan pengagungan masyarakat atheistik. Orang-orang Komunis menyembunyikan kenyataan bahwa Islam dan semua keyakinan agama-tidak sesuai dengan keyakinan mereka. Populasi umat Islam di dunia diperkirakan mencapai 335 juta orang. Hampir semuanya tinggal di negara-negara Arab, Iran, Turki, Uni Soviet, India, Pakistan, Indonesia, dan Cina. Masyarakat Muslim lainnva ada di Afrika, Siprus, Malaysia dan di Eropa, terutama di Albania, Bulgaria, dan Yugoslavia. Orang-orang lsiam tersebar di lebih dan 23 negara. Secara ekonomi, negara-negara ini memiliki banyak kekayaan-kekayaan dunia dan bahan dasar kehidupan yang vital karet, tekstil, dan berbagai produk perdagangan lainnva. Secara strategis, mereka menguasai posisi-posisi yang sangat penting dalam perimbangan kekuatan dunia saat ini. Faktor-faktor inilah vang mempengaruhi orang-orang Komunis untuk bersikap ramah terhadap negara-negara Islam. Meskipun demikian, permusuhan yang keras kedua negara, Uni Soviet dan Cina ini terhadap agama sudah seringkali diungkapkan, bahkan dengan kekerasan. Pada tahun 1844 Mark menulis: "agama adalah suara keluhan orang-orang tertindas, jiwa dari dunia yang tak berperasaan, semangat dari kemandegan yang tak berjiwa. Agama adalah candu masyarakat. (Marx tian Engels. Edisi Pertama, 29 Volume, Marx-Engels-Lenin Institute, Moscow, 1938-48, Vol.l, h.385). Pada tahun 1913 Lenin mengungkapkan tentang "Bahaya Ideologi : setiap ide-ide keagamaan, ide-ide tentang Tuhan, bahkan alat hanya sekedar rekaan tentang ide-ide ketuhanan, adalah keburukan yang tak terhingga... keburukan yang paling berbahaya, Penyakit menular yang paling berbahaya. Berjuta dosa, perbuatan cabul, kekerasan, dan penyakit menular belum apa-apa bila dibandingkan bahaya ide Ketuhanan yang sangat halus yang mengenakan lubah ideologi dengan sangat lihai ". (Lenin, Works,b.135, h.ft8-90 dan 93). Penguntur Khusus tentang Islam Rn "dio Moskozu menyiarkan: "Qur an mengesahkan eksploitasi manusia terhadap manusia yang lain ... Lenin mengatakan bahwa yang terbaik, pertahanan terktrat atau pembenaran terhadap ide Allah adalah pembenaran bagi sikap reaktif. (November 18, 1949) Tlu Lnrga Sottiat Encycltt tnedin (Vol.II, h. 539, 1950) menggambarkan Islam sebagai sebuah "idelogi yang reaksioner " terhadap "dogma abad pertengahan yang mati ". Buku ini juga menolak Hnditlt (tradisi/sunnah Muslim) yang dianggap sebagai rekayasa belaka. Koran Komunis Uzbek, Pravda Vostokol menyerang upacara Qur an,dengan menulis: "Dengan ini jelaslah bahwa kita orang-orang Soviet harus membebaskan diri kita dari seluruh sisa-sisa kapitalisme ... Di antara sisa-sisa tersebut adalah agama, khususnya Islam yang, dengan ritus-ritus, upacara dan ritualnya, sangat asing dan berbahava bagimasyarakat. Orang-orang Komunis Cina iuga menyadari karakter Islam sebagai kekuatan politik di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Kesadaran itulah yang mendorong mereka untuk mencoba bersikap lembut dengan orang-orang Muslim Cina. Tetapi orang-orang Komunis Cina tidak menyembunyikan keyakinan mereka bahwa agama adalah fenomena subyektif yang muncul dari perasaan tidak aman seseorang dan seorang penguasa lingkungan yang telah ditakdirkan untuk lenyap ketika berada dalam masyarakat Komunis tanpa kelas di masa depan. a335.438 598 4aKomunisme 4aIndonesia a024706 a024703 a024704 a024705 a024707