01543 2200241 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245002800097100001800125260003100143300002300174020001800197084001700215520099100232082001101223650001201234990001101246990001101257990001101268990001101279990001101290INLIS00000000000318020211115025849 a0010-0621002780211115 g 0 ind 1 aBengkel Ilmu :bEvolusi1 aBurnie, David aJakarta :bErlangga,c2005 a192 hlm. ;c23 cm. a979-781-344-4 a575.01 BUR b aBengkel Ilmu Evolusi Sebelum masa Danvin, pertanyaan tentang nenek moyang manusia dan hewan telah hangat dipergunjingkan, disertai serentetan klaim, kabar burung, dan kebingungan yang membuat kita tetap tergugah. Hingga abad ke-18, setiap orang menyadari di mana posisi mereka di tangga sang alam . Ubur-ubur berada di posisi paling bawah, lalu manusia berada di posisi paling atas, serta sebangsa marmut diantaranya. Namun seiring dengan terus terkumpulkannya bukti-bukti dari makhluk hidup dan fosil-fosil, sang maharantai makhluk hidup mulai menjadi sedikit membingungkan. Kemudian, Danruin singgah ke Kepulauan Galapagos dan bermulalah kegembiraan itu. Bengkel llmu Evolusi menelusuri beberapa penemuan dan teori yang mencoba untuk menjelaskan bagaimana jerapah memperoleh leher panjangnya, mengapa ukuran telinga besar menguntungkan ketika suhu lingkungan memanas, serta bagaimana mungkin suatu makhluk yang dijuluki Lucy bisa dinyatakan sebagai nenek moyang setiap orang di dunia. a575.01 4aEvolusi a025560 a025558 a025559 a025561 a025562