06150 2200217 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245005200097100002100149260004400170300002300214020001800237084001600255520559200271082001005863650002705873990001005900990001105910990001105921INLIS00000000000295920220118025947 a0010-0621002559220118 g 0 ind 1 aCorporate Governance :bPengendalian Perusahaan1 aSheridan, Thomas aJakarta :bElek Media Komputindo,c2002 a257 hlm. ;c23 cm. a979-637-643-1 aR.658 SWA c aCORPORATE GOVERNANCE Mungkin cukup luas dipahami bahwa perusahaan-perusahaan multinasional dewasa ini semakin menghadapi paradoks, yakni memperlihatkan semakin banyak tanggung jawab nasional dan berada di bawah perintah-perintah organisasi sehubungan dengan standardisasi global. Ini berarti menyesuaikan diri dengan kebiasaan setempat masing-masing negara asal dalam hal filsafat dan etika bisnis, seraya berupaya beroperasi secara efisien melalui penggunaan aturan dan prosedur umum yang supranasional. Problem ini harus dihubungkan dengan dua tingkat: pengarahan manajemen puncak dan praktik operasional. Banyak sekali buku yang ditulis tentang praktik terbaik dalam manajemen eksekutif, dan banyak juga yang membahas soal pengembangan dan penerapan strategi perusahaan. Akan tetapi terlalu sedikit yang berfokus pada peranan dewan direksi dalam hal fungsinya sebagai wakil dari para pemilik clan wali bagi kepentingan mereka-apa yang disebut pengendalian di negara-negara berbahasa Inggris. Inilah yang menjadi pokok bahasan dari buku ini. Dalam buku sebelumnya, Finanzmeister (Pitman, 1991) kami mengamati tuntutan-tuntutan bagi manajemen keuangan tingkat puncak dalam perusahaan-perusahaan yang berkeinginan mengadakan bisnis dalam Masyarakat Eropa yang berkembang, dengan banyak dan beragam kebiasaan, bahasa, dan tradisi. Khususnya, kami membedakan manajemen keuangan yang ada di perusahaan-perusahaan Anglo-Amerika dengan yang ada di perusahaanperusahaan di benua Eropa, dan memperhatikan bahwa ada banyak konsepsi yang sangat berbeda mengenai tujuan perusahaan dan tujuan manajemen perusahaan. Banyak perbedaan berpusat pada pendekatan jangka panjang di benua Eropa terutama Jerman (dan juga Jepang), dan pendekatan jangka pendek di negara-negara berbahasa Inggris. Maka, kami merasa bahwa filsafat yang berbeda ini, tentang apa sebenarnya perusahaan itu, pantas dimuat dalam buku. Pada tahun-tahun terakhir ini telah berlangsung debat yang hebat di negara-negara berbahasa Inggris tentang pengendalian perusahaan-siapa yang mengatur para manajer dan bagaimana caranya. Surat kabar penuh dengan artikel, konferensi-konferensi menampilkan para manajer investasi puncak yang berbicara menentang para kapten industri, Anggota-anggota Parlemen mencerca penyalahgunaan yang dianggap benar dan dilakukan oleh rezim liberal yang berkuasa. Akhirnya, suatu komite penyelidikan dibentuk di bawah pimpinan industriawan ulung dan sukses, Sir Adrian Cadbury, guna melaporkan cara-cara yang dapat digunakan untuk membenahi masalah-masalah di Inggris. Komite ini memberikan laporannya pada akhir bulan Mei 1992 untuk menyampaikan apa yang secara luas dianggap sebagai pandangan perusahaan yang aman. Namun di seluruh bagian lain Eropa, pembahasan mengenai pokok ini mengakibatkan orang-orang menarik napas atau seketika memperlihatkan ketidakpahaman. Apa pun yang dipikirkan di UK dan AS, masalah ini semata-mata tidak terlihat sebagai suatu problem dalam dua ekonomi yang sangat sukses, Jerman dan Jepang. Pembahasan di surat kabar Inggris tentang ketidakadilan dari adanya perpautan antara pemegang saham dan jabatan direktur di perusahaan-perusahaan Jerman clan tentang problem-problem berupa pengambilalihan secara kasar yang ditimbulkannya, tidak dipandang dalam terang yang sama oleh para pemilik berbangsa Jerman. Jelas tidak ada tekanan ke arah perubahan untuk menyingkirkan penyalahgunaan. Demikian pula di Jepang, komentar Barat tentang potensi korupsi dalam sistem kairetsu dan peranan menteri perdagangan dan keuangan dalam membantu pengembangan industri dengan biaya asing, tampak bukan sekadar keluhan yang tidak dipahami dan penuh kekecewaan mengenai ekonomi yang telah menua dan mengidap sklerotis. Tentu, di UK, yang merupakan tujuan pembahasan buku ini, telah ada cukup banyak kasus ketidaksenangan antara para pemilik dan orang-orang yang mengelola bisnis mereka, yang dapat membuktikan kebenaran suatu penelitian. Ada pandangan-pandangan yang dinyatakan dengan jelas dari semua bagian, tentang apa problem sebenarnya dan bagaimana itu seharusnya dipecahkan. Dengan pengalaman kami mengenai perusahaan-perusahaan Eropa, dan disusul dengan pekerjaan yang kami lakukan dalam menghasilkan Finanzmeister, kami merasa cukup yakin untuk tidak setuju dengan diagnosis umum dan juga dengan solusi yang dinyatakan secara umum. Karena itu, kami bertekad untuk menyokong pengalaman kerja pribadi kami di hampir setiap negara ME dan Skandinavia dengan riset yang dilakukan terhadap lebih 100 perusahaan, penduduk di ME, AS, dan Jepang. Hal inilah yang memungkinkan kami merumuskan solusi kami sendiri, yang secara murni akan didasarkan pada praktik-praktik yang mendatangkan sukses di beberapa perusahaan global yang terkemuka. Hasilhasil dari riset ini diuraikan dalani hal-hal berikut, beserta usulan-usulan kami mengenai cara yang lebih baik dalam mengorganisasikan pengendalian perusahaan. Kami telah bekerja selama bertahun-tahun sebagai manajer lini dan konsultan manajemen, dan telah terbiasa menghasilkan solusi yang praktis dan berjalan baik bagi para klien-satu-satunya cara yang memastikan rekening-rekening kami dibayar! Maka, dalam mengajukan usulan kami, kami telah menjauhkan diri dari gagasan yang mungkin akan menuntut diterapkannya perombakan hukum perusahaan secara besar-besaran. Kami percaya bahwa usulan kami akan membantu, baik perusahaan besar maupun kecil, dalam memperbaiki prestasi mereka sehubungan dengan perhatian semua pemegang saham terhadap keberhasilan mereka. Dan dengan demikian, tentu, memperbaiki hubungan mereka dengan setiap pemegang andil. iwn. aR.658 4aManajemen Pengendalian a06463 a024158 a028337