06143 2200205 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245011600097100001300213260003200226300002400258084001700282520556500299082001105864650002105875650001905896990001105915990001105926INLIS00000000000292220230313090425 a0010-0621002522230313 g 0 ind 1 aJalur Cepat Lulus S1 Dan S2 :bKiat Khusus Meraih Gelar disertai Informasi Jurusan-jurusan yang Terakreditasi A0 aElfindri aJakarta :bVisimedia,c2006 a187 hlm. ;c21,5 cm a371.03 ELF j aJalur Cepat Lulus S1 dan S2Ada apa Jalur Cepat Lulus? Setiap tahun, banyak dari alumni Sekolah Menengah Atas (SMA), inginmelanjutkan pendidikan. Data tahun 2006 memperlihatkan sekitar 74 % dari anak usia 19-24 tahunakses ke pendidikan tinggi. Sama halnya sebanyak 14 orang dari 100 tamatan SMA yang dapat diterima.Mereka diterima baik pada perguruan tinggi negeri, maupun swasta. Mulai dari perguruan tinggi bergengsirelatif tinggi kompetitif masuknya, sampai kepada perguruan tinggi yang mudah memasukinya. Angkaseperti itu tidak akan turun pada masa yang akan datang, bahkan semakin menaik. Kalau saja kita lihat di Korea Selatan dan Amerika Serikat, maka di kedua negara yang sudah maju itu generasi muda yang melanjutkan pendidikan kejenjang pendidikan tinggi sudah mencapai 60%, suatu angka yang paling tinggi pencapaiannya dalam sejarah pendidikan tinggi dunia. Persoalannya adalah selain penting memilih danmempersiapkan diri secara baik, jurusan apa dan bagaimana menempuh jurusan diperlukan informasi.Selama ini generasi muda sering tidak memiliki informasi yang pasti, ke mana jurusan yang baik mereka ambil. Keputusan yang diambil jrgu sering didasari atas pengalaman sebelumnya, cerita dari teman ke teman lainnya. Informasi pasar belum memberikan gambaran yang persis, kemana jurusan yang paling tepat untuk diambil, dan jurusan yang paling tepat tersebut berada pada universitas mana. Tentunya universitas yang memiliki track record yang sesuai dengan prestasi kita. Masyarakat luas, lebih khusus generasi muda, sangat awam persoalan ini. Kalaupun para guru memberi petunjuk pada bimbingan belajar serta memberikan pemetaan jurusan beserta peguruan tinggi yang cocok untuk masing-masing siswa, namun informasi tersebut jugu sangat didasari oleh informasi tahun tahun sebelumnya. Seharusnya informasi yang diberikan setidaknya didasari oleh seberapa penting keilmuan atau keterampilan setelah tamat di perguruan tinggi dapat terserap pada pasar kerja. Tidak hanya sekedar terserap, namun lebih dari pada itu memperoleh gaji yang tinggi, termasuk jugu dirasakan manfaatnya secara luas oleh keluarga dan masyarakat banyak. Terlepas dari itu semua, dunia memang cepat berubah, perubahan tersebut juga dirasakan oleh Indonesia. Perubahan bukan saja di Jakarta, di kota-kota besar yang ada seperti Medan, Padang, Palembang, Bandung, Semarang, Surabaya, Ujung Pandang dan kota lainnya. Bahkan di pedesaan. sekalipun sudah terjadi transformasi di segala bidang. Perubahan dari satu desa dengan desa lain berbeda tentunya. Singkatnya kondisi saat sekarang berbeda dengan kondisi 5 tahun sebelumnya. Informasi tahun sekarang belum , tentu berguna untuk keperluan 5 sampai 10 tahun mendatang. Makanya dalam teori rational expectation, perkiraan rasional ke depan, informasi masa yang akan datang sangat perlu dijadikan sebagai dasar keputusan saat ini. Dalam perjalanan di perguruan tinggi juga terjadi revolusi. Revolusi percepatan masa studi salah satunya. Kalau peiode sebelum tahun 1980-an kurikulum s-1 paling cepat dapat diselesaikan selama 6 tahun. Namun sekarang kurikulum 4 tahun, banyak diantara anak anakmahasiswa yang mampu menyelesaikan bahkan di bawah target kurikulum tersebut. Demikian juga pendidikan Pascasarjana bisa ditempuh dari kurikulum 2 tahun diselesaikan tepat waktu atau bahkan lebih cepat. Apakah lebih cepat lebih bagus? Atau lebih cepat justru tidak bagus. Maka hal itu tergantung kepada kiat dan teknik dari yang bersangkutan untuk menyelesaikan dan memperoleh pengetahuan secara luas. Lambat pun menyelesaikan pendidikan kalau hasil yang diperoleh tidak ada percuma saja. Dalam mengisi kekosongan informasi, maka generasi sekarang perlu dibekali pemahaman yang komprehensif tentang informasi perguruan tinggi dan tips untuk menyelesaikan pendidikan secara cepat. Tiga pertimbangan penting jalur cepat lulus, pertama hemat biaya, sekitar Rp. 2 triliun akan hemat ketika separuh dari mahasiswa mampu menyelesaikan pendidikan S1 semester lebih cepat dari kurikulum yang ditetapkan. Kedua, waktu, unsur dimana semakin cepat akan membuat fase waktu produktif semakin panjang, termasuk memiliki daya saing. tinggi. Ketiga, kemandirian. Bukankah kita menjadi mandiri dan merasatersanjung mampu melaksanakan lebih cepat dari biasanya? Buku ini ditulis dengan informasi yang cukup.Mulai memberikan gambaran nilai ekonomis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, kemudian melihat antara perubahan dunia dan kebutuhan masa kini dan esok dilanjutkan dengan informasi jurusan yang memiliki prospek dan jenuh, melalui data terkini. Kemudian dilanjutkan bagaimana kiat-kiat menimba ilmu yang paling efektif dan efisien. Semakin efisien dan tepat waktu, bukankah kelebihan uang dapat digunakan sebagai modal awal untuk melamar pekeriaan, atau membiayai kebutuhan modal usaha baru selepas bergelar?. untuk itu buku ini kami persembahkan buat generasi muda, ABG, yang ingin memperoleh informasi yang luas. Dan nantinya dapat berguna sebagai dasar mengambil keputusan menentukan pilihan universitas serta bagaimana mengatasi persoalan selama diperguruan tinggi. Tuiuannya adalah agar semakin rasional dalam mengambil keputusan. orang tua juga boleh baca sekalipun tidak mungkin lagi memperoleh pendidikan lanjutan,. setidaknya sebagai bahan,diskusi untuk menyelesaikan kebingungan anak anak sewaktu berdiskusi dan menetapkan pilihannya. Akhirnya, semoga pembaca memperoleh bahanberharga untuk dijadikan pegangan dalam mengambil,keputusan masuk jalur cepat, efisien, namun top dibidangnya. Setelah itu siap masuk dan berkarya di dunia nyata. a371.03 4aPerguruan Tinggi 4aMetode Belajar a030992 a030996