03583 2200181 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245002500097100002000122260004100142300002300183020001800206084001700224520312900241082001103370650002003381INLIS00000000000247320211129091038 a0010-0621002073211129 g 0 ind 1 aSangkan Paran Gender1 aAbdullah, Irwan aYogyakarta :bPustaka Pelajar,c2003 a362 hlm. ;c21 cm. a979-9581-85-7 a305.05 ABD s aSANGKAN PARA GENDERStudi perempuan tidak sekedar sebuah usaha untuk memahami perempuan itu sendiri atau bahkan laki-laki dalam hubungannya dengan studi gender, tetapi juga memahami bagaimana suatu masyarakat terorganisir. Perempuan tidak terlepas dari sistem sosial di mana mereka menjadi bagian. Nilai-nilai yang melekat pada perempuan atau keperempuanan merupakan konstruksi sosial yang melibatkan berbagai kekuatan. Usaha memahami perempuan karenanya juga merupakan usaha memahami masyarakat. Usaha ini tidak akan pernah berhasil jika teori-teori sosial tidak digunakan. Memang ada bahaya dalam penggunaan teori-teori sosial tersebut karena teori itupun merupakan konstnrksi kaum lelaki jika kita percaya pada apa yang dikatakan Simone de Behauvoir bahwa dunia itu karya laki-laki. untuk menghindari persoalan semacam ini studi tentang perempuan atau gender harusnya juga dilakukan dari dua arah: dariatas (teoritis) dan dari bawah (empiris). Suara-suara perempuan harus didengar dan direkam dalam usaha mempertanyakan terus menerus keabsahan sebuah teori. Berbagai ruang sosial (rumah, pabrik, pasar,kantor, atau agama dan kebijakan) merupakan tempat di mana kaum perempuan didefinisikan dan dihadirkan. Ruang-ruang semacam itu dianalisis dalam buku ini, khususnya untuk melihat bagaimana proses pemaknaan perempuan dan keperempuanan terjadi. Buku yang diberi judul Sangkon Paran Gender ini berusaha menunjukkan asal mula dari serangkaian hubungan gender yang mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari. Pola hubungan gender dilihat sebagai konstnrk historis yang tersusun dalam suatu ruang sosial dan waktu tertentu. Buku ini karenanya merupakan usaha membedah asal mula bangunan gender yang termanifestasi dalam berbagai bentuk simbolik. Untuk sampai ke sana kumpulan tulisan ini disusun berdasarkan empat kondisi. Pertama, merupakan usaha dialog antara teori dan praktik di mana nilai dan harga seorang perempuan dan keperempuanan ditentukan dalam berbagai ruang simbolik dan material. Kedua, buku ini juga merupakan usaha mengawinkan berbagai disiplin ilmu dalam mengkaji suatu fenomena atau fakta sosial. Cara ini tidak dimaksudkan untuk sampai pada satu kesimpulan, tetapi justruuntuk sampai kepada kesimpulan yang beragam sehingga dapat menyadarkan kita tentang dimensi-dimensi keberadaan perempuan. Ketiga, dengan menyadari sepenuhnya bias laki-laki dalam setiap dis-kursus sosial, maka penulisan buku ini dengan sengaja melibatkan perempuuul dan laki-laki. Hal ini dilakukan r.rntuk memberikan kesempatan bagi kita semua untuk menilai bias gender dalam masing-masing tulisan: apakah seorang perempuan cenderung mendekonstruksi atau laki-laki cenderung mereproduksi hegemoni struktural gender. Keempat, tulisan-tulisan dalam buku ini memberikan tekanan yang berbeda pada dimensi ideologis, normatif, dan material untuk menambah wawasan kita dalam memahami ruang sosial di mana perempuan dihadirkan atau dipinggirkan dalam berbagai proses sosial (diskursus). Istilah wanita dan perempwill telah digunakan secara bergantian oleh masing-masing penulis, nalnun tidak untuk menunjuk pada entitas yang berlainan.(libra) a305.05 4aGolongan Sosial