01997 2200301 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001000122084001600132100002300148245004200171300004200213650002400255650001400279700003200293504002000325505009300345520111700438264004401555336002101599337003001620338002301650990001101673990001101684INLIS00000000002222620241210112317 a0010-1224000020ta241210 e 0 ind  a978-602-19218-0-7 a356.1 a356.1 PRI i0 aPriyonoePengarang1 aInfanteri :bThe Backbone of The Army ax + 142 halaman :bIlustrasi ;c22 cm 4aAngkatan Bersenjata 4aInfanteri0 aKurniawan FajarePenyunting a137-140 Halaman a1. Jejak Infanteri 2. Kekuatan Infanteri 3. Kekuatan Pemukul 4. Infanteri Dalam Tugas aKetika dilaksanakannya kebijakan RE-RA, banyak pihak yang mengkhawatirkan kekuatan militer Indonesia kan melemah, termasuk dari pihak tentara sendiri, maka hal ini terbantahkan ketika Belanda resmi mengumumkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948. Kekuatan TNI yang sebenarnya tampak dalam rangkaian aksi penyerbuan ke posisi-posisi Belanda. Mereka melakukannya dengan strategi pertempuran gerilya. Saat penggelaran pasukan di medan peperangan pasukan infanteri ini bisa dibilang cukup efektif. Pukulan pasukan Belanda sering dimentahkan dengan gaya bertempur TNI yang mampu menyebar menghindari serangan dan kemudian melakukan regrouping dalam bentuk kantong-kantong perlawanan. Ketika tentara Belanda lengah, pasukan TNI muncul dengan serangan mematikan lalu dengan cepat menghilang. Inilah yang menjadi salah satu kelebihan pasukan infanteri Republik Indonesia ketika itu. Mereka mampu bertempur secara gerilya dalam melawan Belanda. Terlebih pasukan ini baru saja dilahirkan dalam dunia militer Indonesia. Peran mereka dalam setiap pertempuran bisa dikatakan sangat signifikan. Bahkan hingga sekarang. aYogyakarta :bMata Padi Presindo,c2020 2rdacontentaTeks 2rdamediaaTanpa Perantara 2rdacarrieraLembar a077354 a077355