01620 2200325 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001100122084001700133100002700150245006400177250001400241300002500255650002100280700003800301502002000339504002000359520070600379740006601085264003601151336002101187337003001208338002301238990001101261990001101272990001101283INLIS00000000002137720230621024411 a0010-0623000125ta230621 g 0 ind  a978-623-293-165-7 a297.56 a297.56 IMA a0 aImam NawawiePengarang1 aAdab Di Atas Ilmu :bTuntunan Belajar Mengajar Yang Barakah aCetakan 1 a200 halaman ;c20 cm 4aAdab Dalam Islam0 aHijrian A. PrihantoroePenerjemah a193-197 halaman a191-192 halaman aSepintar apa pun seseorang , namun ia tidak memiliki adab, gugurlah nilai semua pengetahuannya, tak dapat dijadikan rujukan, takkan pula memproduksi kebaikan-kebaikan. Bahkan amal-amal ibadahnya pun tak bernilai apa-apa bila tidak dihiasi dengan adab. Hal ini karena adab merupakan pondasi agama. Aku diutusnya hanya untuk memperbaiki adab-adab (yang baik), sabda Kanjang Nabi SAW. Tentang pentingnya adab sebelum ilmu, Abdurrahman bin al-Qasim sampai-sampai 18 tahun mempelajari masalah-masalah adab dan hanya 2 tahun mempelajari ilmu lainnya. Ibnu al-Mubarak merelakan waktunya 30 tahun untuk mendalami adab-adab. Dan demikianlah ulama-ulama terdahulu lainnya, lebih mendahulukan adab daripada ilmu. aAdab Al-Alim Wa Al-Muta'allim Wa Adab Al-Mufti Wa Al-Mustafti aYogyakarta :bDiva Press,c2021 2rdacontentaTeks 2rdamediaaTanpa Perantara 2rdacarrieraLembar a075504 a075503 a075505