01627 2200229 4500001002100000005001500021008004100036020001800077035002000095082001100115084001800126100002700144245003800171260003100209300002300240520107900263650001201342990001101354990001101365990001101376990001001387INLIS00000000000227120220316115804220316 g 0 ind  a979-781-678-8 a0010-0621001871 a362293 a362.293 POY n1 aPoyk, Fanny Jonat Hans1 asebuah kesaksian narkoba sayonara aJakarta :bErlangga,c2007 a253 hlm. ;c21 cm. aTatkala logika sudah buntu, kehancuran menanti di depan pintu. Nalar tak lagi menjadi hal yang penting. Nikmatnya hanya sesaat, waktu bubuk putih menjalar, mencari celah pembuluh yang dapat dihancurkan. Saat itu, hidup sudah di bibir jurang kehancuran. Narkoba Kesenangan sesaat tak akan bisa mengembalikan hari-hari indah yang telah sirna. Kelam, hitam, itu yang selalu menyertai. Penyesalan kadang datang kesiangan. Logika terhenti. Tak ada lagi putaran wakru yang memberi celah untuk sekadar introspeksi. Keluarga hancur, diri sendiri lebur, kekasih meratap, sementara suara hati senyap. Kehancuran tetap bisa jadi kilas balik untuk inrrospeksidiri. Jalan kembali masih terbentang. Thk ada kata terlambat untuk bertobat. Narkoba patut disesaIi. Penyesalan ini tercermin dari pengakuan mereka yang telah mengalaminya. .lnilah kisah mereka: rragis, sedih, haru, sakit. Namum, semuanya berubah karena tak menyerah. Sisa-sisa suara hati untuk sembuh mereka ikuti,meski dengan usaha yang jatuh bangun. Kemenangan mereka sebuah bukti bahwa asa selalu layak untuk diperjuangkan. 4aNarkoba a034454 a034455 a034456 a09033