02511 2200217 4500001002100000005001500021007000300036008004100039020001800080035002000098082001100118084001800129100003900147245003400186264003100220300005200251336002100303337003000324338002300354520191600377INLIS00000000002048820230307103929ta230307 g 0 ind  a979-665-479-8 a0010-0323000054 a915.98 a915.98 SAR p1 aAgus R. SarjonoePengarangjEditor1 aPembebasan Budaya-Budaya Kita aJakarta :bGramedia,c1999 ax + 340 halaman :bIlustarasi (Grafis) ;c24 cm 2rdacontentaTeks 2rdamediaaTanpa Perantara 2rdacarrieraLembar aKebudayaan dapat kita pahami sebagai salah satu sumber utama sistem tata nilai masyarakat yang diharapkan dapat membentuk sikap mental atau pola berpikir manusia. Kondisi ini sering terpantul pada pola sikap dan tingkah laku sehari-hari dalam berbagai segi kehidupan sosial, ekonomi, politik dan sebagainya. Kebudayaan dapat diamati dari dua sudut pandang. Pertama, dari pengertian sempit, yang membatasi kebudayaan dari sudut pandang kesenian. Kedua, dari pengertian yang lebih luas yang berusaha mencari makna kebudayaan dalam hubungannya dengan berbagai segi kehidupan manusia dan masyarakat. Dalam hal ini, kebudayaan sangat berperan untuk memicu dan mendorong secara positif perkembangan masyarakat apabila ia berhasil mempertahankan relevansinya dengan dinamika perubahan dan perkembangan masyarakat itu sendiri. Itulah sebabnya kebudayaan dituntut untuk selalu memperbaharui dan mengembangkan dirinya, antara lain dengan memasukkan nilai-nilai baru yang relevan dengan kemajuan jaman sebagai bagian integral dari dirinya. Tigapuluhsatu tahun yang lalu, tahun 1968, pada saat peresmian Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, almarhum Trisno Sumardjo mengatakan: Pusat Kesenian sudah tentu memusatkan seniman dan karya seni. Seniman sudah lama menuntut fasilitas seperti ini. Sejak kita merdeka, kini ada fasilitas ini yang bahkan lebih hebat dari yang pernah diimpikan seniman. Ini adalah tantangan. Pusat Kesenian menantang seniman, dari itu seniman harus selalu meng-up grade dan mengkritik diri serta tak boleh puas diri. Sebab seni adalah tanggung jawab, pengertian dan tantangan untuk meng-up grade diri dan mengkritik diri. Sebab seni menjadi salah satu alasan bagi Dewan Kesenian Jakarta dalam menyusun dan mempertanggung-jawabkan kegiatan kesenian yang selama ini diselenggarakan di Pusat Kesenian Jakarta. Upaya untuk nilai tertentu tentu wajib diimbangi dengan sikap yang lebih terbuka.