01834 2200277 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100082001000122084001600132100003000148245002000178300004700198650001600245650000900261700003100270502002700301264003300328336002100361337003000382338002300412520111000435990001101545INLIS00000000002004220230124085631 a0010-0123000925ta230124 g 0 ind  a978-602-7888-77-7 a070.4 a070.4 NUG r1 aNugraha, PepihePengarang1 aRanjau Biografi axxii + 175 halaman :bIlustrasi ;c20,5 cm 4aJurnalistik 4aPers0 aUtami, PratiwiePenyunting aIndeks 171-174 halaman aYogyakarta :bBentang,c2013 2rdacontentaTeks 2rdamediaaTanpa Perantara 2rdacarrieraLembar aRanjau Biografi Fact is sacred fakta adalah suci. Prinsip semacam itulah yang harus dipegang oleh para pewarta berita atau jurnalis. Namun, tanpa disadari, jurnalis kerap menginjak "ranjau" yang mengakibatkan tulisannya tergelincir menjadi fakta yang salah. Sebuah jebakan tersembunyi di balik etika dan moral universal dalam menulis. Melalui buku ini, Pepih Nugraha, wartawan senior Kompas, memperkenalkan 11 ranjau yang harus dihindari dalam menulis sosok atau biografi. Sebagian besar dari "ranjau" tersebut didasarkan dari pengalaman langsung Pepih dalam mengampu rubrik "Sosok" di harian Kompas. Tak hanya itu, Pepih juga menunjukkan cara merekonstruksi kepingan-kepingan data yang tercecer menjadi sebuah tulisan yang hidup di hati pembacanya. Pepih Nugraha adalah wartawan harian Kompas. Pepih bergabung dengan Kompas Gramedia sejak 1998, mendalami media sosial sejak 2005, dan membuat personal blog pertama pada 2006. Pepih berhasil mempraktikkan citizen journalism di Indonesia melalui blog sosial Kompasiana. Saat ini, Pepih sering menjadi pembicara kepenulisan, jurnalistik, dan media sosial a071637