02728 2200253 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245003400097100002200131260003400153300002300187020001800210084001400228520213800242082000802380650001902388650001202407990001102419990001102430990001102441990001102452990001102463INLIS00000000000156220220404065535 a0010-0621001162220404 g 0 ind 1 aSari Sejarah Filsafat Barat 21 aHadiwijono, Harun aYogyakarta :bKanisius,c2007 a186 hlm. ;c21 cm. a979-413-060-5 a182 HAD s aSari Sejarah Filsafat Barat 2 Seperti yang telah diuraikan di dalam buku `Sari Sejarah Filsafat Barat` jilid 1, di dalam jilid 11 ini akan dibicarakan hal Filsafat Modern, yaitu Filsafat Modern dalam pembentukannya (bab 111) dan Filsafat Abad ke-19 dan ke-20 (bab IV). Telah juga ditunjukkan, bahwa filsafat abad pertengahan masih bergerak dalam kekangan teologia dan iman Kristiani. Sekarang, setelah zaman abad pertengahan, filsafat Barat menjadi suatu kuasa rohani yang berdiri sendiri, dengan wataknya sendiri. Hal ini disebabkan karena timbulnya aliran Humanisme dan Renaissance, yang lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia sendiri, bukan kepada Allah, lebih memusatkan perhatiannya kepada hidup di dunia ini daripada hidup di akhirat. Terlebih-lebih zaman ini disusul oleh Pencerahan, yang menjadikan manusia merasa dewasa dan makin percaya kepada dirinya sendiri serta makin berusaha membebaskan diri dari segala kuasa tradisi dan gerejani. Tidak dapat disangkal bahwa para pemikir pada zaman modern ini berbeda-beda keadaannya, bahwa juga penelitian filsafati mereka mengarah ke banyak jurusan, akan tetapi bagaimanapun semuanya itu masih juga mewujudkan suatu kesatuan, sebab semuanya itu telah membantu dibentuknya keadaban Barat. Zaman ini menjadikan orang merasa telah dapat mengetahui segala sesuatu secara menyeluruh dan sistematis. Sejarah filsafat Barat selanjutnya menunjukkan, bahwa makin lama filsafat itu makin menjadi terpecah-belah, menjadi filsafat Jerman, filsafat Perancis, filsafat Inggris, filsafat Amerika dan filsafat Rusia. Ternyata bahwa para bangsa mengikuti jalannya sendiri-sendiri. Masing-masing membentuk kepribadiannya sendiri-sendiri, dengan caranya sendiri-sendiri. Sekalipun demikian semuanya itu masih juga menampakkan kesatuan, sebab bermacam-macam pemikiran yang dikemukakan para bangsa itu sebenarnya hanya mewujudkan aspek yang bermacam-macam dari satu keadaban. Setelah pendahuluan ini akan dibicarakan:Bab III. Filsafat Modern dalam Pembentukannya, dan Bab IV. Filsafat Abad ke-19 dan ke-20. Mudah-mudahan dengan demikian buku ini dapat melengkapi buku jilid yang pertama. by iwn. a182 4aFilsafat Barat 4aSejarah a037527 a037528 a037524 a037525 a037526