02604 2200253 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245005700097100002900154260003800183300002300221020001800244084001700262520197900279650001002258650001602268082001102284990001102295990001102306990001102317990001102328990001102339INLIS00000000001406420220801032811 a0010-0821001143220801 g 0 ind 1 aHaji :bDari Aroma Bisnis Hingga Pergulatan Spirtual1 aIskandar, Dudi [et. All] aBekasi :bAl-kautsar Prima,c2005 a192 hlm. ;c19 cm. a979-3945-00-1 a297.35 ISK h aHAJI DARI AROMA BISNIS HINGGA PERGULATAN SPIRITUAL BENARKAH penyelenggaraan haji Indonesia tidak pernah beres? Benarkah Departemen Agama (Depag) sebagai otoritas tunggal penyelenggara haji adalah institusi paling korup karena menerima dana haji sebesar Rp6 triliun? Mengapa uang sekitar Rp6 triliun per tahun tidak membeii implikasi terhadap kebangkitan ekonomi umat? Benarkah Undang Undang Nomor 17 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Haji adalah legalisasi dari monopoli Depag dalam penyelenggaraan haji? Perlukah lembaga otonom clan independen untuk mengelola haji Indonsia, seperti lembaga Tabung Haji (TH) Malaysia? Mengapa akhlak 200 ribu alumni haji setiap tahunnya tidak memberikan kontribusi moral yang signifikan terhadap perbaikan akhlak bangsa ini? Inilah sederet pertanyaan yang menggelayut di benak mayoritas umat Islam, khususnya para pemerhati perhajian Indonesia. Sejak zaman kolonial Belanda hingga detik ini sesungguhnya ibadah haji selalu dimanfaatkan oleh penyelenggaranya untuk kepentingan tertentu, politik dan ekonomi, misalnya. Tidak peduli predikat apa disandang para penyelenggara haji itu. Kiai, birokrat, atau penjajah. Tidak penting motif dan latar belakangnya. Penjajahan, atas nama agama, ataupun bisnis. Departemen Agama (Depag) sebagai penguasa tunggal penyelenggaraan haji Indonesia saat ini pun tidak lepas dari kritik clan gugatan. Maraknya praktik korupsi, kolusi, clan nepotisme (KKN), misalnya, adalah salah satu penyebabnya. Berbagai kasus yang mengemuka clan melibatkan para pejabat publik menambah suram wajah penyelenggaraan haji Indonesia.Pertanyaan-pertanyaan di atas pula yang mencoba dijawab oleh buku ini. Karena sampai saat ini praktis tidak ada buku tentang haji yang beredar di masyarakat yang membahas sernua aspek haji, mulai dari dimensi spiritual, ritual, sosial, penyelenggaraan, sampai pada peran masyarakat dalam penyelenggaraan haji Indonesia. Buku-bukti haji yang bered hanya menyoroti satu aspek haji saja. ( ID ) aIslam aIbadah Haji a297.35 a020530 a020528 a020529 a020531 a020532