02713 2200181 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245004000097100002500137260004000162300002300202084002000225520224600245082001402491650001502505990001102520INLIS00000000000147820211208091945 a0010-0621001078211208 0 ind 1 aBeberapa Segi Etika Dan Etiket Jawa1 aKartodirdjo, Sartono aJakarta :bDirjen Kebudayaan,c1988 a136 hlm. ;c24 cm. a170.598 2 KAR b aBEBERAPA SEGI ETIKA DAN ETIKET JAWA Kiranya tidak berlebih-lebihan apabila dinyatakan bahwa suatu pengkajian tentang etika dan etiket Jawa pada masa peralihan seperti jaman yang sedang kita alarni dewasa ini dapat diberi legitimasi, ialah bahwa dalam mencari pola-pola atau gaya hidup baru nilai-nilai warisan leluhur memerlukan penelaahan kembali. Apakah nilai-nilai yang tertera dalarn karya para pujangga satu abad yang lalu sama sekali tidak ada relevansi dengan kehiaupan kita masa kini, ataukah masih ada unsur-unsur yang dapat diberlakukan, meskipun dengan penyesuaian atau penafsiran. Maksud pengkajian ini terutama mengungkapkan lagi substansi beberapa karya klasik pujangga seperti Mangkunegoro IV dan Pakubuwono VI. Agar dapat dipahami substansi ajaran-ajaran etika clan etiket yang dimuat dalam karya-karya tersebut para penulis tidak lupa memberikan sekedar uraian tentang latar belakang sejarah dan sosial-budayanya. Dengan demikian penelaahan kontekstual akan memberikan kerangka referensi lebih luas untuk memahami kedudukan dan fungsi karya-karya itu pada masa penulisannya. Sudah barang tentu falsafah sosial seperti tercermin di dalam karya-karya itu berakar pada pandangan hidup aristokratis atau elitist. Masyarakat kraton, bangsawan dan birokrat menuntut orde sosial clan orde konsensus yang ketat dan rapi, disertai kecanggihan alam pikiran mengenai manusia clan alam semesta. Sangatlah wajar apabila struktur kekuasaan dan struktur feodal sangat menonjol dalam kerangka pikiran masa itu. Pengkajian tidak menggunakan pendekatan filologis, oleh karena itu tidak ada kritik tekstual. Disadari oleh para penulis bahwa pendekatan interpretif mengandung banyak keterbatasan. Ejaan yang dipakai mengikuti naskah yang dikutip, sedang transkripsi baru memakai ejaan baru. Langkah yang sederhana ini sudah barang tentu penuh keterbatasan. Pada tempatnya di sini para penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah memberi kesempatan serta kemudahan untuk melakukan penelitian serta penulisan karya ini. Pertama-tama perlu disebut di sini Prof. Dr. Soedarsono, pimpinan Javanologi pada waktu penelitian ini. semoga dengan adanya buku tersebaut dapat bermanfaat bagi kita semua. ( ID ) a170.598 2 4aEtika Jawa a016973