03068 2200205 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245005300097100002000150260003800170300002300208020001800231084002000249520253800269082001402807650001902821650001102840990001102851INLIS00000000000124220211207102244 a0010-0621000842211207 0 ind 1 aPergeseran Pola Relasi Gender Di Keluarga Migran1 aDaulay, Harmona aYogyakarta :bGalang Press,c2001 a130 hlm. ;c21 cm. a979-9341-25-6 a305.407.2 DAU p aPERGESERAN POLA RELASI GENDER DI KELUARGA MIGRANBuku ini merupakan buah dari kerja keras saudara Harmona Daulay ketika ia harus menamatkan program Masternya pada ]urusan Sosiologi Universitas Gadjah Mada, pertengahan tahun 2000 lalu. Kehadiran buku ini tentu saja patut disambut bukan saja karena hasanah perpustakaan kita menjadi bertambah, akan tetapi jrgu karena studi tentang TKIW, apalagi dibedah dengan menggunakan ananlisis gender memang masih sangat langka. Fokus studi tentang TKIW kerap pula lebih menyoroti persoalan kekerasan dan duka nestapa yang mereka derita entah itu di rantau atupun di tanah airnya sendiri, baik yang di lakukan oleh para pencoleng berdasi atau oleh para calo kampung yang melakukan tindakan penipuan, pemerasan kepada perempuan pekerja ini. Berbeda dari fokus kajian-kajian serupa itu, studi ini justru mengamati pergeseran-pergeseran pola relasi di tingkat rumah tangga yang terjadi pada keluarga TKIW ketika mereka ditinggal merantau oleh perempuan. Artinya studi ini sebenarnya tidak hirau lagi pada persoalan apakah kehadiran mereka diterima atau di nista oleh masyarakat. Studi ini juga tidak secara khusus menggambarkan duka nestapa mereka. Studi ini menegaskan bahwa TKIW adalah sebuah fenomena tenaga migran adalah kenyataan, lengkap dengan segala resiko yang mengiringi keputusannya. Sebagai sebuah realitas, menghilangnya perempuan dari lingkup rumah tangga ini diasumsikan peneliti akan memunculkan berbagai masalah di tingkat keluarga. Hal ini disebabkan oleh adanya keyakinan bahwa perempuan memang merupakan `ratu rumah tangga`. Pertanyaannya kemudian ketika sang ratu itu keluar dari rumah tangganya untuk jangka waktu yang sangat panjang, apakah gerangan yang akan terjadi di rumah tangga mereka? Siapakah yang kemudian akan mengambil alih tugas dan kewajibannya yang selama ini diamanatkan oleh budaya dan lingkungannya kepada mereka misalnya mengurus rumah tangga, memasak dan merawat anak-anak? Akankah sang suami yang kemudian mengambil alih tugas ini? Atau akankah hadir anggota keluarga lain (yang juga perempuan) yang mensubtitusinya tugasnya itu? Lalu, setelah para TKIW ini kembali ke rumahnya dengan membawa modal usaha, akankah kelak relasi gender mereka berubah? Akankah penghasilan, pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh selama merantau sanggup menguatkan posisi tawar mereka terhadap suami dan keluarganva, atau ia hanya akan dijadikan ibarat tebu, habis manis sepah dibuang? Beberapa pertanyaan serupa itu akan Anda temukan jawabannya dalam buku ini. By-Epy a305.407.2 4aKeadaan Sosial 4aWanita a017082