03612 2200205 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245007200097100001900169260003800188300002300226020001800249084001400267520307800281082000803359650001303367650001403380863001203394INLIS00000000001102020220217031751 a0010-0721006279220217 g 0 ind 1 aAirlangga :bBiografi Raja Pemburu Jawa Abad XI /cKurniawan, Fadly1 aSusanti, Ninie aJakarta :bKomunitas Bambu,c2010 a304 hlm. ;c21 cm. a979-3731-80-X a923 SUS a aAirlangga : Sebuah Interprestasi baru Epigrafi merupakan salah satu ilmu yang dekat dengan sejarah karena ketiganya bertujuan untuk mengungkapkan masa lalu manusia. Persamaan antara epigrafi sejarah adalah penggunaan data tertulis, sedangkan arkeologi menggunakan material culture. Epigrafi lebih banyak data tertulis dari prasasti sehingga lebih banyak dengan huruf-huruf kuno yang umumnya berhuruf pallawa yaitu huruf-huruf yang diperkenalkan dari India. Adapun Jam yang dikaji dalam epigrafi Indonesia adalah Jawa Kuno Sanskerta. di dalam kajian inilah Ninie Susanti sehari-harinya menggeluti berbagai jenis prasasti dari yang paling awal, dari abad ke-7 hingga ilia 13-15, yang telah ditemukan di Indonesia. Ia sangat serius Mit bidang Epigrafi yang telah dibuktikan sejak mahasiswa Si taiga menjadi mahasiswa S3 yang tetap konsisten menelaah kajian-kajian sejarah kuno melalui prasasti. Baku ini adalah salah satu hasil kajian Dr. Ninie Susanti yang khusus membahas pemerintahan Raja Airlangga yang berkuasa dipada 1019-1043. Selama 24 tahun memerintah, Airlangga mengeluarkan 33 prasasti. Ia membuat interpretasi baru berdasarkan prasasti-prasasti ini. Melalui pendekatan strukturasi, Raja Airlangga dilihat sebagai agent dalam sebuah struktur budaya kerajaan kuno Jawa telah menjadikan kerajaannya mengalami perubahan-terutama dibidang ekonomi, politik, agama dan sosial. Dalam bidang ekonomi dan politik, ia banyak melakukan perubahan dengan memperhatikan dan mengembangkan pertanian, yakni persawahan. Untuk itu ia membuat bendungan-bendungan dan menaklukan wilayahsekitar Sungai Brantas serta memindahkan ibukota ke daerah pedalaman. Dalam bidang perdagangan, ia membuat Pelabuhan Kambang Putih dan menjadikan Sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai sarana transportasi perda International. Keberadaan warga Kilalaan (orang-orang asing) yang disebutkan di dalam beberapa prasasti yang dikenal Airlangga memperlihatkan adanya orang-orang asing menetap di Jawa. Kebesaran Raja Airlangga terlihat dari para pene yang tetap menggunakan cap kerajaan garudamukhalancana pada prasasti-prasasti yang mereka buat. Hal ini dapat dil sebagai usaha legitimasi terhadap kekuasaan yang me peroleh. Kebiasaan-kebiasaan lain yang dilakukan Airla adalah memberikan hadiah kepada seluruh penduduk desa telah membantu dalam sebuah peperangan dilanjutkan of raja-raja selanjutnya. Demikian pula dengan penggunaan gelar abhiseka, yang memperlihatkan unsur Wisnu, merupakan us Airlangga sebagai raja pemersatu dan sangat mengurusi rakyatn Dalam kehidupannya Airlangga digambarkan sebagai raja y menjalankan agama dengan baik, seperti melakukan do a, puja dan yoga. Ia juga memerintahkan pujangga untuk menggubah Kakawin Arjunawiwaha yang kemudian diikuti Raja Jayabhaya dengan menggubah Kakawin Bharatayudda.Kebesaran Raja Airlangga sebagai raja pembaru telah menjadi panutan tidak hanya bagi penerusnya, tetapi juga terhadap raja&ndash. raja lainnya seperti Jayavarman VII dari Khmer yang memerintah pada 1182-1218 dan Raja Rama Kamhaeng dari Thailand yang memerintah pada 1283-1317. a923 4aBiografi 4aAirlangga apertama