02064 2200277 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245004700097100002000144260003400164300002300198020002200221084001700243520141800260082001101678650001501689863000601704990001001710990001101720990001101731990001101742990001101753990001101764990001101775INLIS00000000001101920220217032759 a0010-0721006278220217 g 0 ind 1 aTeori-teori Kebudayaan /cPutranto, Hendar1 aSutrisno, Mudji aYogyakarta :bKanisius,c2005 a403 hlm. ;c22 cm. a978-979-21-1201-6 a306.03 SUT t aAPA ITU KEBUDAYAAN? MENGAPA MEMBAHASNYA? Tempus mutantur, et nos mutamur in illid. Waktu berubah, dan kita (ikut) berubah juga di dalamnya. Demikian pepatah Latin kuno yang mungkin masih kita temukan aktualitasnya hingga sekarang. Waktu berubah dan cara-cara manusia mengekspresikan dirinya, menelusuri jejak pencarian makna tentang siapakah dirinya, orang lain dan dirinya bersama orang lain (masyarakat) juga berubah. Jika dikatakan bahwa tidak ada yang tetap di dunia ini mungkin yang tetap hanyalah perubahan itu sendiri. Begitu juga dengan budaya atau kebudayaan (culture) yang menjadi pokok telaah dan fokus kajian buku ini. Seturut konteks zaman yang berubah, orang-orang dengan alam pikir dan rasa, karsa dan cipta, kebutuhan dan tantangan yang mengalami perubahan, serta budaya pun ikut berubah.Menurut Raymond Williams, pengamat dan kritikus kebudayaan terkemuka, kata "kebudayaan " (culture) merupakan salah satu dari dua atau tiga kata yang paling kompleks penggunaannya dalam bahasa Inggris. Mengapa demikian? Sebab kata ini sekarang sering digunakan untuk mengacu pada sejumlah konsep penting dalam beberapa disiplin ilmu yang berbeda-beda dan dalam kerangka berpikir yang berbeda-beda pula. Pada awalnya, "culture " dekat pengertiannya dengan kata "kultivasi " (cultivation), yaitu pemeliharaan ternak, hasil bumi, dan upacara-upacara religius (yang darinya diturunkan istilah kultus atau "cult "). a306.03 4aKebudayaan a8 a14206 a055283 a055278 a055279 a055280 a055281 a055282