07274 2200253 4500001002100000005001500021035002000036008004100056245009600097100001800193260003100211300002300242020001800265084001700283520663100300082001106931650001406942600000906956990001106965990001106976990001106987990001106998990001107009INLIS00000000000106120211124024656 a0010-0621000661211124 0 1 aPendidikan Pada Usia Dini :bTuntunan Psikologi Dan Padagogis Bagi Pendidikan Dan Orang Tua1 aRiyanto, Theo aJakarta :bGrasindo,c2004 a111 hlm. ;c20 cm. a979-732-696-9 a155.04 RIY p  Childhood atau masa Kanak-kanak AwaI (2-6 tahun) antara lainsbb.: (1) Belajar untuk berjalan, (2) belajar untuk berbicara, (3) belajar untuk memahami perbedaanjenis kelamin, (4) mempersiapkan diri untuk belajar membaca, (5) belajar membedakan tindakan yangbenar dan yang salah, dan (6) mulai mengembangkan kesadaran. Sementara itu, dikatakan bahwa pada masa Late Childhood atau Masa Kanak-kanak Akhir (6-12 t h) tugas perkembangan anak adalah sbb.: (1) belajar keterampilan-keterampilan fisik yang berkaitan dengan permainan-permainan (2) belajar ber-gaul dengan teman-teman sebaya, (3) mulai belajar peran-peran sosial sesuai denganjenis kelamin mereka(4) mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (5) mengembangkan konsep-konsep berpikir yang berguna untuk kehidupan sehari-hari, (6) mengembangkan rasa moralitas dan skala nilai-nilai, (7) mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan, (8) berusaha mencapai kemandirian hidup. Pendidikan anak usia dini haruslah memperhatikan tugas-tugas perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Menurut seorang ahli Psikologi Perkembangan, Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya Deaelopmental Psycholog (1980), jika anak gagal dalam upaya mencapai tugas perkembangannya bisa mengakibatkan dua kemungkinan yang serius, yaitu: (1) anak dinilai oleh teman sebayanya dan orang tua sebagai anak yang terlambat perkembangannya, dan penilaian ini bisa membuat anak yang bersangkutan memiliki penilaian negatif terhadap dirinya sendiri, dan pada akhirnya membuatarrak memiliki gambaran diri yang negatif (negatiae self-image) dan (2) fondasi unhrk tahap perkembang-an berikubeya menjadi kurang kuat sehingga sulit mengejar ketertinggalan perkembangan dari temansebayanya. Akibat lebih lanjut adalah perasaan tidak mampu bersaing dengan teman-teman seusia. Halinilah yang perlu diwaspadai oleh para pendidik, yaitu agar dalam setiap usaha pendidikan bagi anak-anakusia dini dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tahap perkembangan dan juga tugas-tugasperkembangan anak yang bersangkutan. Buku kecil ini memuat model pendidikan anak usia dini yang telah menerapkan konsep-konsep perkembangan dan tugas perkembangan. Dalam buku ini juga diperlihatkan upaya-upaya mendidik anak tanpa memberi beban secara berlebihan. Pendidikan yang atraktif dan kreatif ditonjolkan dalam tulisan-tulisan ini dengan harapan agar proses pembelajaran pada anak usia dini menjadi menarik dan tidak membosankan. Pada bagian akhir dari buku ini juga dituliskan pelaksanaan bimbingan karier sejak usia dini, dengan harapan agar sejak usia dini anak sudah mulai diperkenalkan dengan kehidupan yang riil, yang antara lain mencakup dunia kerja. Semoga dengan paparan ini upaya pendidikan bagi anak usia dini bisa membantu anak-anak untuk mencapai tugas perkembangan mereka secara optimal. (libra)aPENDIDIKAN PADA USIA DINI Di kalangan para pendidik sudah ada kesepahaman bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh sebab itu, anak harus diperlakukan sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari-hari, tidak selalu demikian yang terjadi. banyak contoh yang menunjukkan betapa para orang hra dan masyarakat pada umumnya memperlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Harian Kompas pernah memuat liputan khusus mengenai situasi pendidikan dalam negeri dengan memberi judul Wajah Stres Pendidikan Kita (Kompas,1 Mei 2003). Di situ ditampilkan foto anak kecil, mungkin anak TK atau SD, yang menyeret tas yang berat penuh dengan buku-buku pelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Anak kecil itu seperlunya kehilangan kegembiraannya sebagai anak karena harus menanggung beban pendidikan yang bertubi- tubi. Situasi menjadi lebih parah lagi, ketika para orang tua sendiri malahan menuntut agar sekolah memberi banyak pekerjaan kepada anak-anakmereka supaya mereka menjadi cepat pandai , lebih dari teman-teman sebaya mereka. Orang tua akanbangga jika anaknya yang baru berumur 3 - 4 tahun sudah menguasai atau dapat mengerjakan pelajaranmatematika atau mungkin membaca dan menulis untuk kelas 1 atau 2 Sekolah Dasar. Memang selaluada kemungkinan terdapat anak-anak cerdas yang bisa belajar lebih cepat dari anak-anak seusianya tanpamengalami stres yang berarti. Namun, hal itu tidak bisa diberlakukan untuk semua anak. Bagi anak-anakpada umumnya, perlakuan-perlakuan seperti itu sungguh-sungguh dapat menimbulkan stres yang merampas keceriaan anak. Dalam kaitannya dengan `percepatan pendidikan` Prof. Dr. Yus Badudu pemahmengatakan di suatu kesempatan seminar, Saya anti Taman Kanak-kanak yang sudah mengajarkan pelajaran berhitung, membaca, dan menulis. Taman Kanak-kanak adalah tempat bermain. Namun, kalau mereka mengajarkamya sambil bermain-main boleh-boleh saja `(Kompas,2l Agustus 1996). Mencermati praktik pendidikan anak-anak seperti dikatakan di atas, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak-anak usia dini, yakni: (1) materi pendidikan, dan (2) metode pendidikan yang dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun metodologi pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-benar memperhatikan tingkat perkembangan mereka. Memperhatikan tingkat perkembangan berarti pula memp ertimb angkan tugas perkembangan mereka, karena setiap periode perkembangan juga mengemban tugas perkembangan tertentu. Peraturan Pemerintah no.27, tahun 1990, tentang Pendidikan Prasekolah, menyebutkan bahwa pendidikan Prasekolah terdiri dari tiga tingkatan, yakni: Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-kanak (TK). Selanjutnya,dikatakan bahwa TK ada dilalur sekolah, sedangkan TPA dan KB berada diialur pendidikan luar sekolah.Walaupun dalam peraturan pemerintah itu terlihat perbedaan yang jelas arttara TK dan KB, dalam ke-nyataan di lapangan kedua jenjang pendidikan prasekolah tersebut fidak banyak membedakan materimaupun metodologi pembelajarannya. Bahkan, di banyak tempat, sistem pembelajaran di KB dan TKddak banyak berbeda dengan di Sekolah Dasar. Jika praktik pendidikan seperti ini diteruskan, dikhawatirkan akan terjadi dampak-dampak negatif pada perkembangan anak di kemudian hari. Perkembangan AnakPara ahli pendidikan percaya bahwa setiap periode perkembangan memiliki tugas perkembangannyamasing-masing. Pendidikan prasekolah dan pendidikan dasar bagi anak-anak seharusnya dirancangsesuai dengan tugas perkembangan anak, suPaya anak mampu mencapai tugas-tugas perkembanganmereka secara optimal. Havighurst (1972) menulis dalam bukunya Deuelopmental Tasks and Education,bahwa tugas perkembangan masa Ear a155.04 4aPsikologi 4aAnak a018903 a018904 a018905 a018906 a018907