Banalitas Kekerasan Pitaloka, Rieke Diah text Depok Koekoesan 2010 ind 133 hlm. ; 21 cm. Kekerasan tampaknya telah menjadi warga politik di Indonesia, terutama sejak 1965. Berbagai aksi kekerasan terus berulang, sejak dari peristiwa Tanjung Priok, tragedi 27 Juli, Mei 98, kasus-kasus born di berbagai wilayah, hingga sejumlah peristiwa terkini di antaranya bentrokan warga Koja (Jakarta Utara) dengan polisi pamong praja (Pol PP) di lahan makam keramat Mbah Priok (2010), kerusuhan etnik di Tarakan-Kaltim (2010), dan bentrokan geng Preman di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan (2010), yang menyebabkan jatuhnya banyak korban. Pelaku kekerasan ternyata bukan saja aparatur negara, masyarakat sipil, dengan mempertaruhkan berbagai kepentingan, juga terlibat dalam aksi kekerasan, yang mengarah pada kejahatan ekstrem dan pelanggaran hak-hak asasi manusia. Berbagai aksi kekerasan terus berulang, sejak dari peristiwa Tanjung Priok, tragedi 27 Liuli, Mei 98, kasus-kasus born di berbagai wilayah, hingga sejumlah peristiwa terkini di antaranya bentrokan warga Koja (Jakarta Utara) dengan polisi pamong praja (Pol PP) di lahan makam keramat Mbah Priok (2010), kerusuhan etnik di Tarakan-Kaltim (2010), dan bentrokan geng Preman di Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan (2010), yang menyebabkan jatuhnya banyak korban. Pelaku kekerasan ternyata bukan saja aparatur negara, masyarakat sipil, dengan mempertaruhkan berbagai kepentingan, juga terlibat dalam aksi kekerasan, yang mengarah pada kejahatan ekstrem dan pelanggaran hak-hak asasi manusia. Politik Kekerasan 320 320 PIT b 978-979-1442-39-8 220215 20220215023822 INLIS000000000010310 Converted from MARCXML to MODS version 3.5 using MARC21slim2MODS3-5.xsl (Revision 1.106 2014/12/19)